Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemudi Bus AKAP Juga Bunyikan "Telolet" untuk Hindari Begal

Kompas.com - 23/12/2016, 14:30 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Fenomena klakson berbunyi "telolet" yang digunakan bus-bus antarkota antarprovinsi (AKAP) sedang ramai diperbincangkan khalayak. Salah satu orang yang menggunakan klakson tersebut yakni Yunus Susanto (34), pengemudi bus jurusan Jakarta-Pagar Alam, Sumatera Selatan.

Yunus menyebut sudah hampir satu tahun menggunakan klakson telolet. Klakson tersebut dibeli dengan harga Rp 1,5 juta.

Yunus mengatakan, penggunaan klakson telolet ampuh mengusir begal yang sering beraksi di jalan lintas Sumatera, khususnya pada malam hari. Para pengemudi bus AKAP jurusan Sumatera menyebut para pegal itu sebutan "atlet" karena melempar kaca mobil menggunakan batu.

"Buat ngusir begal, 'atlet', sering lempar kaca ini. Sering nyegat ngelempar batu, 'atlet' kalau namanya itu, preman. Kalau (batunya) kena mata, (mobil) terbalik, terus dijarah mobilnya. Itu sifatnya begal itu," ujar Yunus di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (23/12/2016).

Selain bus AKAP, begal-begal itu juga menyasar truk-truk yang melintas. Mereka akan langsung menghadang kendaraan tersebut untuk merampok. Namun, dengan membunyikan klakson telolet, para begal itu akan kabur karena tahu bus yang melintas berpenumpang banyak.

"Kabur karena telolet itu, tahu dia (begalnya), itu bus katanya. Kalau truk dihadangnya di depan mobil. Kalo bus kan banyak juga penumpangnya," kata dia.

Meski sudah hampir satu tahun menggunakan klakson telolet, Yunus menyebut baru satu bulan ini fenomena anak-anak "berburu" klakson telolet di jalan-jalan. Biasanya, anak-anak hanya meminta dibunyikan klakson itu di terminal.

"Baru-baru ini. Kurang lebih sebulan. Kalau tadinya cuma di terminal. Kalau sekarang di pinggir kalan," ucap Yunus.

Meski begitu, Yunus mengaku pemburu klakson telolet di jalan-jalan tidak mengganggunya. Dia justru merasa senang menuruti permintaan orang-orang yang meminta dibunyikan klakson telolet.

"Senang-lah, saya kan punya anak juga," tutur bapak tiga anak itu. (Baca: Cerita Bocah-bocah di Terminal Poris Memburu Bus "Telolet")

Saat menunggu keberangkatan bus di Terminal Kalideres pun, ada anak-anak yang membawa kertas dan kardus bertuliskan "om telolet om". Mereka meminta Yunus membunyikan klakson tersebut. Dengan senang hati, Yunus membunyikannya.

Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Elly Adriani Sinaga mengatakan, klakson telolet sebenarnya tidak dilarang. Namun, ada aturan yang diikuti terkait intensitas suara klakson tersebut.

Sesuai Pasal 69 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, intensitas suara klakson yang diperbolehkan paling rendah 83 desibel dan paling tinggi 118 desibel.

Kompas TV Fenomena “Om Telolet Om” Mendunia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com