Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ruangan Ini Taruna STIP Tewas Dianiaya

Kompas.com - 11/01/2017, 20:00 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Amirulloh Adityas Putra (19), taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, tewas dianiaya seniornya. Lima rekannya juga alami luka dan memar akibat penganiayaan.

Amirulloh dianiaya di Dormitory Ring 4 Kamar 205 lantai II, di STIP. Amirulloh yang merupakan taruna tingkat 1, yang seharusnya ada di Ring 1, dipanggil menghadap para seniornya di Ring 4.

Sesuai aturan di STIP, seharusnya antar tingkatan tidak boleh berada di ring yang bukan tempatnya. Aturan yang berlaku, Ring 1 untuk taruna tingkat 1, Ring 2 untuk taruna tingkat 4, Ring 3 untuk taruni (asrama perempuan), dan Ring 4 untuk taruna tingkat 2.

Entah bagaimana Amirulloh dan lima temannya dipanggil taruna tingkat 2 ke Ring 4.

Sejauh ini polisi hanya menyebut Amirulloh dan teman-temannya dipanggil di saat 'tradisi' menurunkan keterampilan alat musik tam-tam, bagian dari drum band.

Dari pantauan Kompas.com, Rabu (11/1/2017), lokasi penganiayaan merupakan kamar tidur yang terdiri dari lima tempat tidur bertingkat yang di cat abu-abu dengan lantai keramik putih.

Ruangan itu cukup luas untuk ukuran lima orang penghuninya.

Meski tempat tidurnya bertingkat, hanya tempat tidur bawah yang dipakai. Namun, kamar itu  tidak ditempati para senior yang menganiaya korban. Para penghuni sebenarnya kamar itu dikabarkan hanya menjadi saksi.

Kamar tidur itu menyatu dengan kamar barang atau loker pakaian yang dipisah dengan sekat tembok. Tempat korban terbaring meninggal yakni di tempat tidur paling pojok. Ruang tersebut kini telah diberi garis polisi.

"Korban meninggal di tempat tidur yang tidak ada spreinya itu. Bajunya juga masih ada di sana," kata salah satu pegawai STIP pada Rabu sore.

Amirulloh tewas diduga setelah dianiaya lima orang seniornya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menuturkan, peristiwa dimulai pada Selasa malam saat para pelaku berinisiatif untuk mengerjai para juniornya.

"Kasus berawal dari pada jam 17.00, selesai giat drum band, salah satu pelaku atas nama SM mengajak kumpul-kumpul pelaku lainnya untuk rencana ngerjain juniornya tingkat I yang adalah bassist drum band/tam-tam," kata Argo.

Pada pukul 22.00 WIB, enam taruna tingkat I termasuk Amirullah, dipanggil oleh empat pelaku untuk berkumpul di lantai 2 kamar M-205 gedung dormitory ring 4.

"Satu persatu taruna tingkat I tersebut datang ke TKP untuk dilakukan penganiayaan oleh para pelaku dengan cara pemukulan menggunakan tangan kosong secara bergantian yang diarahkan ke perut, dada, dan ulu hati," kata Argo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com