Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hulu ke Hilir, Batavia ke Jakarta

Kompas.com - 25/01/2017, 22:17 WIB

Kali Krukut adalah salah satu sungai yang membelah pusat Ibu Kota sejak era Batavia hingga Jakarta modern saat ini. Perjalanan Krukut dimulai di ujung paling selatan DKI Jakarta, tepatnya di perbatasan Jakarta Selatan dengan Kota Depok, Jawa Barat, di Kelurahan Cipedak, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kali ini menjadi pembatas sisi barat lapangan Matoa National Golf Course di titik itu.

 Kali mengalir ke arah utara. Hingga jarak sekitar 7 kilometer, Krukut menjadi patokan batas alami antara wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Sebelah barat kali adalah Kota Depok dan sebelah timur adalah Jakarta Selatan.

Sejak awal perjalanannya di Jakarta ini, Krukut kini telah diapit kompleks-kompleks perumahan padat, baik kampung masyarakat menengah-bawah hingga perumahan elite.

Sebagian perumahan itu, seperti di Grand Matoa, membangun rumah-rumah warga menghadap sungai. Jalanan kompleks yang lebar dan halus memisahkan rumah-rumah warga dengan sungai yang dindingnya telah diturap rapi. Suasana perumahan menjadi asri karena aliran sungai tak ditutup dinding tembok, Krukut menjadi bagian dari lanskap permukiman.

Namun, sebagian perumahan dibangun "membelakangi" kali ini. Seperti terlihat dekat Taman Kiara Payung di Kelurahan Ciganjur. Di dekat taman itu, Krukut yang mengalir deras diapit dua kompleks perumahan, satu di sisi Jakarta Selatan, satu lagi di sisi Kota Depok. Kedua kompleks membangun dinding beton tinggi tepat di bibir kali sehingga rumah-rumah di dalamnya "terputus" dari sungai.

"Dulu kali di sini lebarnya sampai 12 meter, ada pulau kecil di tengah sungai. Namun, sejak tahun lalu kali dikeruk dan ditembok oleh perumahan itu. Sejak ada perumahan, kalau banjir, air limpas ke atas jembatan," kata Parlan (40), pegawai rumah pemotongan ayam di depan Taman Kiara Payung, September 2016.

Pusat metropolis

Sedikit menggeser ke barat dari taman ini terlihat proyek pembangunan Jalan Tol Depok-Antasari (Desari) yang berada di samping Krukut. Dari sini Krukut mulai masuk area metropolis Ibu Kota.

Di Kelurahan Cilandak Timur, di Jalan TB Simatupang dekat kompleks Sekolah Highscope Indonesia, aliran Krukut diapit tiga proyek besar, yakni pembangunan simpang susun Tol Desari dan dua kompleks apartemen.

Krukut pun terus mengalir ke "pusat-pusat peradaban" Jakarta modern, seperti kawasan Kemang hingga membelah Jalan Gatot Subroto di dekat Museum Satria Mandala.

Di ruas inilah Krukut saat ini menemui masalah terbesarnya. Pembangunan permukiman dan pusat-pusat bisnis yang masif telah mencekik sungai ini.

Di beberapa kawasan, seperti di Kemang, Pela Mampang, dan Petogogan, lebar sungai tinggal tersisa 2-3 meter dari idealnya 20 meter. Normalisasi kali pun terhambat karena pembebasan lahan di kanan-kiri kali akan menemui kendala besar mengingat harga tanah di sini sudah sangat tinggi.

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane T Iskandar mengatakan, normalisasi Kali Krukut akan menemui kendala terbesar mengingat keberadaan sejumlah rumah elite dan tempat usaha yang dibangun tepat di pinggirnya.

Krukut terus mengalir membelah kawasan Segitiga Emas di sekitar Semanggi, menelusup di tengah-tengah gedung-gedung pencakar langit sebelum membelah kampung-kampung padat di Bendungan Hilir dan Karet Tengsin. Sampai akhirnya kali ini bermuara di Kanal Barat bergabung dengan terusan Ciliwung.

Namun, perjalanan Krukut sebenarnya tak selesai di sini. Sebagaimana tergambar dalam peta lama, Kali Krukut terus mengalir hingga pusat Batavia (saat ini Kota Tua Jakarta). Alirannya yang terbagi menjadi Kali Besar di tengah Kota Batavia dan ke sisi barat Batavia, saat itu merupakan bagian dari pertahanan kota, selain Sungai Ciliwung yang mengalir di belakang Stasiun Beos (Stasiun Jakarta Kota).

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com