Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kali Krukut, Jinak di Hilir, Liar di Hulu

Kompas.com - 23/01/2017, 19:00 WIB

Kali Krukut bagian hilir menjadi penyebab utama banjir Jakarta yang tercatat sejak 1890. Setelah pelebaran hingga pelurusan alur bertahap selama puluhan tahun, separuh bagian hilir sungai itu jinak. Namun, di separuh lagi bagian hilirnya yang belum tersentuh penataan masih liar.

Pada Agustus 2016, kawasan elite sekaligus ikon Jakarta Selatan, Kemang, terendam luapan Kali Krukut. Tembok pembatas kali bekas Hotel Grand Kemang jebol. Sejumlah kafe dan toko eksklusif serta ribuan rumah warga terendam. Genangan dan luapan Kali Krukut masih kerap terjadi dari Kebalen hingga Pondok Labu di Jakarta Selatan.

Haeruna (52), yang lahir dan besar di bantaran Kali Krukut di Kampung Sawah, Kelurahan Petogogan, mengatakan, hingga sekitar 1970, Kali Krukut masih lebar dan dalam. "Mungkin lebarnya sekitar 25 meter. Saya ingat dulu kalau mau menyeberang harus berenang dan juga sampai menyelam," katanya.

Sekarang, Kali Krukut di Petogogan lebarnya tidak lebih dari 3 meter. Aliran airnya lancar dan bersih tanpa sampah padat. Kondisi ini lebih baik daripada lima tahun lalu. Saat itu, Kali Krukut di kawasan tersebut dipadati sampah rumah tangga.

"Seluruh badan kali dulunya sampah," ujar Haeruna.

Bersihnya sampah ini hasil program pembersihan sungai Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Menurut Haeruna, aliran Kali Krukut dulu sumber pengairan pertanian dan empang. Bantaran Kali Krukut sebelum 1970- an, di area itu merupakan hamparan sawah, kebun, dan empang. Kawasan ini tidak dihuni karena daerah larinya air. Setelah itu, bantaran Kali Krukut banyak ditimbun dan dibangun kontrakan seiring semakin banyaknya pendatang di Jakarta.

Menurut Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC) Iskandar, aliran Kali Krukut yang berhulu di Situ Citayam, Depok, Jawa Barat, berakhir di Karet saat aliran Krukut bertemu dengan aliran Kanal Barat. Total panjang keseluruhan 84,4 kilometer dengan panjang kali utama (yang besar) 30 kilometer. "Saat ini kondisinya di beberapa titik sangat parah. Ada yang lebarnya hanya 1,5 meter," katanya.

Namun, jejak Kali Krukut sebenarnya tak berakhir di Kanal Barat. Jejak Kali Krukut sempat menghilang karena terpotong Kanal Barat dan menyatu dengan Sungai Ciliwung. Kali Krukut kembali muncul di Kelurahan Kebon Melati dan dikenal sebagai Krukut Lama atau Krukut Bawah. Krukut Bawah mengular sepanjang 31,4 kilometer, menyatu dengan Kali Pakin di Kelurahan Krukut, Jakarta Barat, lalu masuk ke aliran Kali Besar dan akhirnya bermuara di Pintu Air Pasar Ikan.

Normalisasi Bang Ali

Kali Krukut, kata Iskandar, merupakan kali kecil dan dangkal. Alirannya bisa sangat deras karena pengaruh topografinya. Saat ini, kali yang telah dinormalisasi oleh BBWSCC baru sepanjang 600 meter dari Jembatan Rengas hingga Jalan Kebalen V di Kuningan.

"Selanjutnya kami masih menunggu pembebasan lahan yang dilakukan pemprov. Sejauh ini, pembebasan lahan sulit karena banyak yang memiliki sertifikat kepemilikan tanah," ujarnya.

Program revitalisasi kali yang disebut pemerintah sebagai normalisasi itu tidak sekarang saja dilakukan. Jejak normalisasi Kali Krukut 40 tahun silam, misalnya, masih terlihat dan dirasakan hari ini.

Coba saja ikuti aliran Kali Krukut. Selepas dari Petogogan, Kali Krukut meliuk masuk daerah Kuningan menyeberang di bawah Jalan Gatot Subroto. Dari sini, Jembatan Kebalen VII, kondisi Kali Krukut membaik. Badan kali yang semula 3-5 meter melebar hingga 15-20 meter. Kali yang dulunya berkelok kini lurus lebar.

Haji Amirullah Ayub (76), tokoh warga Karet Tengsin yang lahir dan menua di perkampungan di tepian Kali Krukut, mengatakan, hilangnya liukan Kali Krukut terjadi karena adanya normalisasi pada era Gubernur Ali Sadikin, 1966-1977.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com