TANGERANG, KOMPAS.com - Polisi menyatakan, proses pemungutan suara dalam putaran pertama Pilkada DKI 2017 berlangsung aman dan kondusif.
Kendati demikian, pengamanan dari pihak kepolisian yang dibantu oleh TNI itu tak akan kendur memasuki putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Kadiv Humas Polri Brigjen Boy Rafli Amar menyatakan, pihaknya enggan meremehkan kemungkinan gesekan politik.
"Potensi itu (memanas) harus dikatakan jujur ada. Kita tidak boleh mengatakan tidak ada atau underestimate," kata Boy di Tangerang, Kamis (16/2/2017).
(Baca juga: Kapolri Sebut Tidak Ada Insiden Pilkada Serentak yang Signifikan)
Boy mengatakan, sejumlah kerawanan yang harus diwaspadai antara lain politik uang, intimidasi terhadap pemilih, dan kampanye hitam.
Pelanggaran-pelanggaran itu, kata dia, tak ditemui pada pemungutan suara yang berlangsung pada Rabu (16/2/2017). Ia juga meminta Masyarakat untuk meneruskan kedewasaan politik ini.
"Kita optimistis tingkat kedewasaan masyarakat dalam berdemokrasi sudah semakin bagus. Makanya peran kepada elit politik penting, kemudian tokoh-tokoh masyarakat untuk kita bisa menjadikan faktor utama mewujudkan kesejukan di tengah-tengah masyarakat," ujar Boy.
Polisi akan menambah jumlah personel selama penghitungan suara hingga putaran kedua, maupun nanti ketika adanya sengketa di Mahkamah Konsititusi.
(Baca juga: Ini Kata Media Asing tentang Hasil Pilkada DKI Jakarta)
KPU DKI akan menetapkan hasil Pilkada DKI 2017 pada 4 Maret. Apabila tidak ada gugatan hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK), putaran kedua akan langsung berjalan dan pemungutan suara dilangsungkan pada 19 April 2017.
Namun, apabila ada gugatan, waktu pemungutan suara akan menyesuaikan dan diperkirakan pada Juni.
Pemilih yang mencoblos menggunakan e-KTP atau surat keterangan pada putaran pertama (DPTb) akan dimasukkan menjadi DPT putaran kedua.