Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok-Djarot Akan Bentuk Pasukan "Merah" Saat Kembali Aktif Menjabat

Kompas.com - 17/03/2017, 15:27 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Begitu selesai cuti kampanye, Wakil Gubernur DKI Jakarta non-aktif Djarot Saiful Hidayat berencana membentuk pasukan "merah". Pasukan itu akan bertugas memperbaiki rumah warga.

"Dibentuk pasukan merah untuk memperbaiki atap rumah warga yang jebol. Atap di sini nggak bisa lagi pakai kayu ya tapi kami ganti pakai baja ringan supaya nggak ambruk," kata Djarot saat menemui warga Kelurahan Galur, Johar Baru, Jakarta Pusat, Jumat (17/3/2017).

Djarot sebelumnya mengatakan, Pemprov DKI memiki program untuk memperbaiki rumah warga yang tidak mampu. Sama seperti petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau pasukan "oranye", rekrutmen pasukan merah akan dilakukan di tiap kelurahan.

Djarot menargetkan merekrut sebanyak 20 orang pasukan merah di setiap kelurahannya.

Djarot menjelaskan, syarat menjadi pasukan merah tidak memerlukan ijazah. Calon petugas hanya harus bisa baca tulis dan memiliki kemampuan bertukang. Pasukan merah akan mendapat gaji serta bantuan lain yang sama seperti dengan yang didapatkan petugas PPSU.

"Gajinya sama dengan PPSU, UMR, dan jaminan kesehatan. Kami rekrut setiap kelurahan 20 orang dan harus warga di kelurahan itu. Nggak boleh dobel. Kalau sudah PPSU, nggak boleh jadi pasukan merah," kata Djarot.

Sejauh ini Pemprov DKI memiliki PPSU atau pasukan "oranye", petugas dari Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta yang diberi julukan pasukan "biru", serta pasukan "ungu" dari Dinas Sosial DKI Jakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com