Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sandiaga Pernah Diminta Sembako dan Uang Saat Berkampanye

Kompas.com - 07/04/2017, 19:39 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Calon wakil gubernur DKI Jakarta nomor pemilihan tiga, Sandiaga Uno, menceritakan pengalamannya saat ada warga yang minta diberikan bahan pokok dan uang saat dia mendatangi berkampanye di salah satu permukiman.

Sandiaga menjelaskan, beberapa hari yang lalu saat hampir selesai berkampanye, dia dihampiri sekelompok warga. Menurut Sandiaga, para warga itu menanyakan apakah Sandiaga tidak memberikan sembako dan uang.

Menurut Sandiaga, ada warga yang mengatakan jika di lokasi lain ada sekelompok orang yang membagikan sembako dan uang untuk memenangkan salah satu pasangan calon kepala daerah.

Sandiaga menilai meminta atau membagikan sembako dan uang termasuk bagian dari pelanggaran kampanye. Dia juga mengaku terkejut karena hal itu baru pertama kali dialami selama 18 bulan blusukan di Jakarta.

"Saya turun ke masyarakat setelah di ujung sosialisasi ada warga yang bilang 'Pak mana sembakonya, Pak nggak ada bagi-bagi Rp 50.000 lagi kayak di televisi?" ujar Sandiaga, di Jakarta Pusat, Jumat (7/4/2017).

(baca: Sandi: Hunian Vertikal Rp 350 Juta Akan Berlokasi di Tanah Pemprov DKI)

"Padahal selama 18 bulan saya dan saya rasa Pak Basuki (Ahok) juga ya nggak pernah temukan (warga minta) sembako atau money oriented," ujar Sandiaga.

Sandiaga mengaku sempat menasihati warga bahwa meminta sembako atau uang pada calon kepala daerah bisa dipidakan. Namun, kata Sandiaga, warga tidak menghiraukannya.

"Saya bilang 'Bu, itu adalah pidana, Ibu nggak boleh minta dan nerima karena itu bagian dari money politics.' Dia bilang 'Mas diem aja deh, jangan ngajar-ngajarin,'" ujar Sandiaga.

Sandiaga merasa prihatin karena sebelumnya warga yang ingin mendengar program malah berorientasi pada uang. Dia meminta agar setiap pendukung paslon tidak melakukan money politics untuk mendapat dukungan warga.

"Merusak masyarakat yang tadinya udah biasa dengar sosialisasi program. Sekarang menuntut mana bagi-bagi sembako. Mudah-mudahan bisa berhenti, jangan rusak demokrasi dengan kegiatan yang tidak mendidik," ujar Sandiaga.

(baca: Sandi Sebut Investor Sangat Tertarik Program Perumahan Murah di Jakarta)

Kompas TV Anies-Sandi Tanda Tangani Kontrak Politik dengan Buruh
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com