Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Djarot Dengarkan Ceramah Berisi Ajakan Pilih Pemimpin Muslim

Kompas.com - 14/04/2017, 13:46 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon wakil gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, melaksanakan shalat Jumat di Masjid Jami Al Atiq di Kebon Baru, Tebet, Jumat (14/4/2017).

Saat tiba, Djarot langsung masuk ke dalam masjid tersebut. Di sana, Djarot mendengarkan ceramah yang berisi ajakan untuk memilih pemimpin Muslim pada Pilkada DKI 2017.

"Kalau pemimpin Muslim, Insya Allah negara kita akan mendapatkan ridanya dan akan mendapat rahmat dari Allah," begitulah sebagian isi ceramahnya.

(Baca juga: Djarot Dapat Dukungan dari Warga Sunda di Jakarta)

Di depan masjid tersebut, terdapat rumah kosong yang dipasangi sebuah spanduk bergambar foto pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq.

Spanduk tersebut berisi tulisan "Seluruh Majelis Ta'lim Sekelurahan Kebon Baru Sekecamatan Tebet Mendukung dan Membela Para Ulama & Habib Rizieq dari Kriminalisasi Agama".

Tidak jauh dari masjid tersebut, terdapat sebuah spanduk yang bertuliskan "Tolak Penista Agama di Kampung Melayu Tercinta".

Di depan spanduk itu, terdapat spanduk lain berisi gambar pasangan calon Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Saat menuju luar masjid, Djarot tampak bersalaman dan berfoto-foto dengan beberapa warga. Namun, suasana menjadi begitu ramai ketika Djarot sudah berada di luar masjid.

(Baca juga: Pesan Istri Gus Dur untuk Djarot)

Suara takbir menggema di dalam masjid mengiringi kepergian Djarot. Ia mengatakan, biasanya dia memang memilih masjid yang terdekat dengan kegiatan berikutnya untuk shalat Jumat.

"Sayake masjid mana saja boleh. Tadi jemaahnya juga bagus semua, salaman semua. Mungkin takmirnya baru tahu saya ada di situ ya kan sehingga ya pidato seperti itu," ujar dia. 

Djarot juga mengatakan bahwa dia tidak memiliki niat buruk dengan shalat di masjid itu. "Niat saya kan baik, enggak apa-apa, biasa," ujar Djarot.

Kompas TV Djarot Saiful Hidayat bertanya kepada Sandiaga Uno terkait posisinya sebagai cawagub untuk merancang kebijakan umum anggaran.  
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com