Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa yang Bakal Menangi Pilkada DKI?

Kompas.com - 17/04/2017, 18:31 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis


KOMPAS.com – Semua data survei yang sudah dilansir hingga Minggu (16/4/2017), tak memperlihatkan hasil signifikan untuk memperkirakan hasil akhir Pilkada DKI Jakarta, menjelang pemungutan suara putaran kedua pada Rabu (19/4/2017).

Setidaknya, dari lima lembaga survei, empat di antaranya mendapati hasil yang mengunggulkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno. Lalu, satu lembaga riset lain mengunggulkan pasangan petahana Basuki T Purnama-Djarot Saiful Hidayat.

(Baca juga: Elektabilitas Cagub-Cawagub DKI Menurut Survei 5 Lembaga)

Jangan senang dulu, pendukung pasangan yang mana saja. Jangan terlalu yakin juga hasil survei jadi kebenaran. Pun, tak perlu patah arang duluan buat pasangannya tidak sedang di atas angin.

Mau hasil survei lembaga apa saja dan pasangan nomor berapa pun yang unggul di situ, selisihnya masih terlalu tipis untuk memperkirakan hasil akhir pilkada ini.

Semua kemungkinan masih bisa terjadi, kawan.

KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI Hasil Survei Menjelang Putaran Kedua Pilkada DKI Jakarta (Data per 16 April 2017)
Sebelum bicara lebih jauh soal angka dan grafik, kutipan yang konon disebut Mark Twain berikut ini rasanya perlu juga didengar dulu.

Facts are stubborn things, but statistics are pliable.” Intinya, statistik itu lentur. Dan, survei adalah murni statistik.

Respondennya, alias sampel, dipilih dengan metode statistik. Pengambilan sampel ini bahkan ada mata kuliah khususnya di jurusan yang nyerempet-nyerempet urusan riset.

Karena sepenuhnya ranah statistik, survei yang valid mutlak mencantumkan sejumlah data awal, mulai dari model pengambilan sampel, jumlah sampel, teknik pengumpulan data, dan model analisisnya.

Terus, yang kerap terlewat dikutip setiap kali hasil survei keluar adalah keberadaan “faktor” alfa (α) dan p-value. Dua-duanya bicara kemungkinan hasil survei melenceng dari kenyataan.

Bedanya, α merupakan kemungkinan yang “diharapkan” atau “diprediksi” sejak sebelum survei dilakukan. Adapun p-value adalah kemungkinan hasil di kenyataan akan berbeda dengan hasil survei yang “diakui” peneliti setelah melakukan analisis data.

Minimal banget, harus ada adalah angka α. Bonusnya, biar kelihatan keren, muncullah angka “tingkat kepercayaan”.

Apa pengaruhnya pada survei kekinian?

Hasil yang dilansir itu jangan pernah lupa ditambah dan dikurang dengan α. Dari situ, akan didapat perkiraan rentang perolehan dalam kenyataan, itu juga pakai asumsi si pengolah datanya memang jago dan enggak meleset dalam penentuan angka α ya.

Jadi, kalau satu pasangan diperkirakan bakal meraup suara dukungan 50 persen dari survei dengan α 5 persen, rentang kemungkinan perolehan suara dalam kenyataan ya 45-55 persen.

Suara mengambang dan simulasi hitungan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com