Ini belum lagi bicara suara mengambang. Nah, apa pula itu? Di mana posisi suara mengambang? Akankah suara ini justru yang bakal jadi tumpuan bagi penentuan hasil akhir Pilkada DKI pada 2017?
Coba dicek lagi hasil surveinya. Semua data yang dilansir hingga Minggu menyertakan angka untuk responden dengan pernyataan semacam “belum menentukan pilihan”.
Mereka yang memilih opsi inilah salah satu pengisi golongan “suara mengambang”.
Lalu, bila dimaknai lebih mendalam, α yang dipakai para penggelar survei itu juga adalah ruang “jaga-jaga” untuk pemilih mengambang, terutama untuk "kategori" yang masih mungkin mendadak berpaling hati pada detik-detik terakhir.
Siapa pula bisa memastikan para responden memang sosok-sosok “die hard” yang tak bakal tergoyahkan mendukung pasangan calon tertentu?
Tugas siapa pun yang saat ini mengaku masih punya nurani bisa jadi adalah memastikan ajang-ajang seperti Pilkada DKI tak sekadar menjadi arena “dagang sapi”.
Eh, itu istilah "zaman batu" ya. Bahasa kekiniannya, jangan sampai hajatan ini cuma jadi kegiatan transaksional demi kursi kekuasaan.
Selamat memilih bagi yang memiliki hak pilih dan hendak menggunakannya....
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.