Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/04/2017, 19:00 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Simpang susun Semanggi yang tersambung pada Rabu (26/4/2017), diyakini akan mengurangi kemacetan hingga 30 persen. Simpang susun ini terdiri dari dua jembatan layang melingkar, yang bisa digunakan oleh pengendara dari arah Cawang untuk menuju arah Bundaran HI dan pengendara dari arah Grogol menuju ke arah Blok M.

Selama ini, macet yang terjadi di Jalan Jenderal Gatot Soebroto dan kolong Jalan Jenderal Sudirman terjadi justru disebabkan oleh empat jembatan berbentuk daun semanggi yang ada sekarang.

Jembatan Semanggi yang dibangun tahun 1961 dalam mengantisipasi kepadatan Asian Games 1962, belakangan malah membuat macet. Di sekitar Jembatan Semanggi terdapat dua titik konflik arus. Konflik terjadi ketika dua atau lebih arus lalu lintas saling berpotongan.

Dalam manajemen lalu lintas, hal ini sebenarnya tidak ideal. Titik konflik pertama terdapat di pertigaan Jalan Gatot Soebroto dan Jalan Bendungan Walahar, persis sebelum belokan menuju Jalan Jenderal Sudirman dari arah Gatot Soebroto (Slipi).

Arus kendaraan yang keluar dari Jalan Bendungan Walahar menuju Gatot Soebroto berpotongan (menimbulkan konflik) dengan arus kendaraan dari Slipi yang akan menuju ke Jalan Jenderal Sudirman arah Blok M. Arus kendaraan ini seperti membentuk huruf X, karena derasnya mobil dari Sudirman ke Gatot Soebroto ingin masuk Gerbang Tol Semanggi.

Konflik arus kedua terjadi di depan Plaza Semanggi. Arus kendaraan yang datang dari arah Slipi menuju Plaza Semanggi berkonflik dengan arus kendaraan dari arah Jenderal Sudirman yang menuju Gatot Soebroto.

Baca: Kehebatan dan Cerita di Balik Simpang Susun Semanggi...

Satpam Plaza Semanggi selama ini mengakali dengan sesekali menahan laju kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman. Pada jam sibuk, seperti di sore hari, titik konflik itu menjadi biang kemacetan.

Titik kemacetan di Jalan Jenderal Gatot Soebroto itu kadang mengular hingga Slipi. Arah sebaliknya juga mengalami kepadatan serupa. Jalan Jenderal Gatot Soebroto baru lancar di depan Hotel Sultan.

Selain itu, pertemuan antara pengguna jalan dari Jalan Gatot Soebroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan Jalan Jenderal Sudirman sering membuat lalu lintas tersendat.

"Nanti akan berkurang karena simpang ini nanti akan digunakan untuk berputar balik saja, nggak ada lagi nanti saling silang," kata Kepala Dinas Bina Marga Yusmada Faizal kepada Kompas.com, Rabu.

KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Simpang susun Semanggi tersambung tepat pada Selasa (25/4/2017) malam memasuki Rabu, pukul 00.00.
Dengan adanya simpang susun, kendaraan dari arah Slipi yang ingin ke arah Blok M, bisa naik simpang susun yang terletak sebelum "helai" Semanggi yang melayani kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman arah Bundaran HI yang ingin ke Jalan Jenderal Gatot Soebroto dan masuk tol atau masuk Plaza Semanggi.

Baca: Simpang Susun Semanggi Akan Diterangi Lampu Bergelombang

Sehingga, nantinya tidak ada perpotongan atau konflik dengan pengendara dari arah tersebut. Begitu pula di arah sebaliknya, pengendara dari arah Cawang yang ingin ke Bundaran HI tidak perlu melewati antrean kendaraan dari Jalan Jenderal Sudirman.

Yusmada mengatakan meski empat helai daun semanggi ini membuat macet, Pemprov DKI tidak akan menutupnya dan tetap memberdayakannya. Simpang susun Semanggi, membantu mengurangi konflik arus di situ.

"Memang nanti tetap ada perpotongan, tapi akan berkurang karena pada menggunakan simpang susun Semanggi," kata Yusmada.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Terkini Lainnya

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Bandar Tembakau Sintetis di Pesanggrahan Terbongkar, Berpindah-pindah Sebelum Akhirnya Pengguna Ditangkap

Megapolitan
Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Berkas Perkara Pembunuh 4 Anak Kandung di Jagakarsa Dilimpahkan ke Kejaksaan, tetapi Belum Lengkap

Megapolitan
Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Angkot Listrik Bakal Mengaspal di Kota Bogor, Dishub Bakal Seleksi Calon Sopir

Megapolitan
Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep 'Green Ramadhan' demi Lestarikan Lingkungan

Dinas LH DKI Imbau Warga Terapkan Konsep "Green Ramadhan" demi Lestarikan Lingkungan

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Tarif Tol Jakarta-Cirebon untuk Mudik Lebaran 2024

Megapolitan
Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Brankas Beserta Isinya Dirampok, Warga Ciracas Kehilangan BPKB hingga Logam Mulia

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Rusak, Pengamat: Merusak Budaya Berjalan Kaki

Megapolitan
JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

JPO Depan Kampus Trisakti Sempat Bolong, Pengamat: Mengabaikan Prinsip Memanusiakan Pejalan Kaki

Megapolitan
Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Rumah Mewah di Ciracas Dibobol Maling, Isi Brankas Senilai Rp 150 Juta Raib

Megapolitan
Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Jadwal Mundur, Uji Coba Lima Angkot Listrik di Bogor Dimulai Awal April

Megapolitan
Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Rumah Kos di Jagakarsa Jadi Tempat Produksi Tembakau Sintetis Selama 3 Bulan

Megapolitan
Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Meski Jadi Korban Main Hakim Sendiri, Pengemudi Ford Ecosport yang Mabuk Tetap Ditilang

Megapolitan
Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Jadwal Buka Puasa di Tangerang Hari Ini, 18 Maret 2024

Megapolitan
Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Paling Banyak karena Tak Pakai Sabuk, 14.510 Pengendara Ditilang Selama Operasi Keselamatan Jaya 2024

Megapolitan
Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Tarif Tol Jakarta-Pemalang untuk Mudik 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com