JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat tidak akan menghadiri rapat pleno terbuka penetapan pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta terpilih yang akan digelar KPU DKI Jakarta pada Jumat (5/5/2017) siang.
Sebab, Djarot akan menghadiri acara yang juga dihadiri Presiden Republik Indonesia Joko Widodo.
"Saya nanti ada acara di Ciganjur. Saya akan shalat Jumat sekaligus nanti Presiden datang di sana. Saya enggak bisa datang," ujar Djarot di Jakarta Islamic Center, Koja, Jakarta Utara, Jumat.
Baca: Jumat Siang Ini, KPU DKI Tetapkan Cagub-Cawagub Terpilih
Djarot mengatakan, hanya tim pemenangannya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang akan menghadiri acara tersebut. Djarot mengaku menerima hasil Pilkada DKI Jakarta 2017 tersebut.
"Apapun itu hasilnya harus kita terima dengan baik dan jadi pelajaran," kata dia.
Djarot berharap pelaksanaan Pilkada pada masa yang akan datang akan lebih baik. Dia tidak ingin isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) dimainkan dalam Pilkada selanjutnya di tempat mana pun. Dia juga berharap tidak ada politisasi masjid dalam Pilkada.
"Saya pribadi tidak akan menggadaikan idealisme saya untuk sekadar meraih kekuasaan dengan cara-cara seperti itu, cara-cara yang bertentangan dengan ideologi Pancasila, cara-cara yang bertentangan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang baik," ucap Djarot.
Baca: Berbagai Laporan dan Klasifikasi Dugaan Pelanggaran Selama Pilkada DKI
Rapat pleno penetapan pasangan calon terpilih dijadwalkan digelar pukul 14.00 WIB di Kantor KPU DKI Jakarta.
Berdasarkan hasil rekapitulasi penghitungan suara putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017, pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memeroleh 3.240.987 suara.
Adapun pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot memeroleh 2.350.366 suara. Anies dan Sandi rencananya akan menghadiri acara penetapan pasangan calon tersebut.