Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Minta Ahok Dibebaskan, Massa Pendukung Aksi di Pengadilan Tinggi DKI

Kompas.com - 12/05/2017, 16:47 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com- Massa pendukung  Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama memadati depan Gedung Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, Jumat (12/5/2017).

Pantauan Kompas.com, mayoritas massa datang menggunakan baju kotak-kotak yang merupakan atribut kampanye Ahok saat Pilkada DKI Jakata. 

Massa tampak membawa sejumlah spanduk dan atribut yang meminta Pengadilan Tinggi menerima banding atas vonis Ahok dan penangguhan penahanan. Massa juga meneriakan lagu-lagu harapan agar Ahok segera dibebaskan.

"Bebas, bebas, bebaskan Ahok, bebaskan Ahok sekarang juga," teriak massa.

Tak terlihat kepadatan lalu lintas yang terjadi dari aksi tersebut. Sejak pagi, petugas kepolisian telah menutup jalur lambat di  depan Gedung Pengadilan Tinggi.

Baca: Polri Bantah Istimewakan Pendukung Ahok

Orator aksi yang berada di mobil komando juga meminta agar massa aksi tak menghambat laju kendaraan yang melintas. "Itu masih jalan, jangan di situ bu," ujar orator aksi. 

Untuk pengamanan, terlihat ratusan petugas kepolisian berjaga di luar dan di dalam halaman Gedung Pengadilan Tinggi. Perlengkapan seperti tameng, kayu pemukul, dan dua mobil water canon telah disiagakan untuk mengantisipasi tindakan massa.

Polisi juga telah mengelilingi depan halaman gedung dengan kawat berduri. Secara terpisah, Kapolres Jakarta Pusat Kombes Suyudi Ari Seto mengatakan sebanyak 600 personel dari Polda Metro Jaya, Polres Jakarta Pusat dikerahkan untuk mengawal aksi itu.

Baca: Kisah Pendukung Ahok yang Masih Bertahan di Mako Brimob

Suyudi mengatakan akan mengawal aksi itu sampai batas waktu yang ditentukan. Suyudi juga meminta agar tidak ada massa yang menginap di depan Gedung Pengadilan Tinggi.

"Ya enggak boleh lah. Masa menginap di sini enggak mungkin, enggak ada, enggak boleh. Ya tetap kami akan amani aksinya, cuma kalau nanti waktu yang ditentukan masih tidak mau stop ya kami akan tertibkan," ujar Suyudi.

Massa juga sempat melakukan aksi di depan Rutan Cipinang, Jakarta Timur. Saat itu Ahok diperintahkan untuk ditahan di Rutan Cipinang. Massa juga menggelar aksi saat Ahok dipindahkan ke Rutan Mako Brimob Kelapa Dua, Depok.

Kompas TV Sudah tidak terlihat lagi pendukung dan simpatisan Ahok.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com