Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Kades yang Rampok Davidson Dapat Puluhan Juta untuk Kampanye

Kompas.com - 18/06/2017, 11:23 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Calon kepala desa di Desa Pardasuka Selatan, Lampung, yang berinisial DTK, mendapat bagian puluhan juta dari hasil merampok Davidson Tantono (30) di Daan Mogot, Jakarta Barat pada 9 Juni 2017 lalu.

DTK dan komplotannya merampok Rp 350 juta milik Davidson dan membunuhnya dengan senjata api.

"Dia (DTK) dapat Rp 24 juta, dari pembagian uang hasil perampokan kemarin," kata Kasubdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Aris Supriyono saat dihubungi Kompas.com, Minggu (18/6/2017) pagi.

Aris menceritakan, uang yang diterima DTK rencananya akan dipakai untuk biaya kampanye dan penggalangan massa pendukungnya sebagai calon kades.

Tidak dijelaskan lebih lanjut berapa biaya yang dibutuhkan DTK sampai membuat dirinya harus merampok dan bergabung dengan komplotan tersebut.

Adapun saat perampokan terjadi, DTK sudah mulai kampanye di tempatnya mencalonkan diri. Namun, dia beberapa kali keluar dari Lampung ke berbagai tempat bersama komplotannya untuk merampok dan mengumpulkan uang.

Aris tidak merinci sudah berapa banyak uang yang dikumpulkan DTK dari mulai merampok bulan April 2017 lalu sampai Juni ini.

Adapun DTK dan komplotannya telah terlibat 23 kali perampokan di tempat-tempat yang berbeda di sekitar Jabodetabek dan Jawa Barat.

(Baca: Pelaku Perampokan di SPBU Daan Mogot Telah 23 Kali Beraksi Sejak April)

Selain DTK, polisi juga telah menangkap tiga pelaku lain untuk kasus ini, yaitu IR, TP, dan M. Namun, satu pelaku berinisial IR ditembak mati karena berusaha melawan saat polisi mengejar eksekutor atau penembak Davidson di kawasan Bogor.

Pengejaran terhadap penembak Davidson di Bogor berdasarkan informasi dari IR. Masih ada beberapa pelaku lagi yang masih dalam pengejaran.

Para pelaku yang sudah diamankan dikenakan Pasal 365 KUHP tentang Pencurian dengan Kekerasan dan atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan dengan ancaman hukuman di atas lima tahun penjara.

Kompas TV Pelaku Penembakan di SPBU Daan Mogot Diringkus
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com