Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun dari Taksi, Djarot "Diadang" Seorang Nenek di Balai Kota

Kompas.com - 07/07/2017, 11:05 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat berangkat ke Balai Kota dengan menggunakan taksi, Jumat (7/7/2017) pagi. Djarot turun di depan pagar Balai Kota dan berjalan kaki menuju pendopo Balai Kota.

Belum sampai di pendopo, Djarot sudah dihampiri seorang nenek berkerudung biru. Nenek tersebut membawa kertas-kertas dan menunjukannya kepada Djarot.

"Ada apa? Ibu ada apa?" tanya Djarot.

Nenek yang bernama Fatimah itu menjelaskan bahwa mantan suaminya kini dalam kondisi sakit dan tidak ada yang merawat. Fatimah memperlihatkan foto mantan suaminya kepada Djarot dan menjelaskan kondisinya.

Selain itu, Fatimah juga meminta rusun kepada Djarot.

"Ini kalau diizinkan biar dirawat saja di panti, biaya kami bantu," ujar Djarot.

Djarot meminta izin kepada Fatimah agar mantan suaminya dirawat di panti jompo.

"Nomor handphone-nya berapa? Kasih ke Pak Putra (ajudan) ya," ujar Djarot.

"Rusunnya bagaimana Pak?" tanya Fatimah.

"Ini dulu yang penting dibawa ke panti karena kalau rusun banyak yang antre," jawab Djarot.

(baca: Warga Keluhkan Program Bedah Rumah, Djarot Minta Mereka Bersyukur)

Setelah itu, Djarot kembali berjalan ke arah pendopo. Sambil jalan, Djarot mendengar keluhan beberapa warga yang datang ke Balai Kota.

Pengaduan di Balai Kota memang diubah sejak Djarot menjadi Plt Gubernur DKI Jakarta. Pengaduan ala Djarot ditangani oleh PNS-PNS dan disesuaikan dengan bidang permasalahanya.

Djarot tidak perlu melayani sendiri pengaduan itu satu per satu. Saat datang ke Balai Kota, dia hanya berkeliling sebentar ke meja-meja pengaduan untuk mengecek pelayanannya.

Adapun pada hari ini Djarot menggunakan taksi ke Balai Kota untuk mengikuti Instruksi Gubernur Nomor 150 tahun 2013 tentang Penggunaan Kendaraan Umum bagi PNS DKI. PNS dilarang membawa kendaraan pribadi pada Jumat pertama setiap bulan.

Kompas TV Jakarta diperkirakan akan dihadapkan dengan masalah pendatang baru yang ingin mengadu nasib di Ibu Kota.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com