JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil gubernur terpilih DKI Jakarta, Sandiaga Uno, mengungkapkan kebijakannya yang dirumuskan melalui Tim Sinkronisasi akan membuat poin-poin fokus pada program pencegahan penyebaran penyakit ketimbang meningkatkan anggaran pengobatan masyarakat.
Program pencegahan itu diharapkan bisa menekan angka warga yang sakit dan mengubah pola hidup tidak sehat masyarakat.
"Sudah ada di Tim Sinkronisasi, salah satunya adalah dengan mendorong upaya promotif preventif yang selama ini hanya berkisar 20 persen dari penyediaan anggaran sehingga ke depan bisa mengurangi biaya kesehatan dan tidak membebani anggaran kesehatan kita maupun negara," kata Sandi saat ditemui di Rumah Sakit Islam Jakarta, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017) siang.
Menurut Sandi, selama ini pemerintah terlalu fokus pada upaya pengobatan ketimbang pencegahan penyebaran penyakit di masyarakat. Padahal, kata dia, masyarakat harus lebih didorong untuk menjalankan pola hidup sehat untuk meningkatkan kualitas hidupnya.
"Melalui program ini, kami turut mengharapkan partisipasi masyarakat untuk menjaga kesehatannya," tutur Sandi.
Sejalan dengan pelaksanaan program pencegahan penyakit, Sandi memastikan dia tetap mempertahankan program jaminan kesehatan yang sudah ada saat ini, yaitu Kartu Jakarta Sehat.
Saat sudah menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2017 mendatang, Sandiaga ingin program KJS dimodifikasi menjadi KJS Plus dengan beberapa tambahan fitur, salah satunya layanan jaminan kesehatan kelas satu untuk pemuka agama.
(baca: Tim Sinkronisasi Anies-Sandiaga Tidak Urus Pergantian Direksi BUMD DKI)