Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Semua Trotoar Dipasangi "Portal S" Agar Tak Dilintasi Pemotor?

Kompas.com - 17/07/2017, 13:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Alih fungsi trotoar di Jakarta kembali menjadi sorotan. Baru-baru ini beredar video tentang anggota Koalisi Pejalan Kaki, komunitas yang peduli terhadap hak pejalan kaki, menegur pengendara sepeda motor di trotoar dan berakhir dengan penolakan serta kemarahan dari mereka yang melanggar.

Biasanya, para pelanggar melintasi trotoar yang minim penghalang atau yang besi pembatasnya tidak terlalu rapat. Sementara yang sulit dilintasi adalah trotoar dengan penghalang berupa portal s, di mana untuk bisa masuk harus melewati portal berbahan besi yang memutar seperti huruf s.

Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, ada aturan untuk memasang besi pembatas maupun portal s di trotoar. Yusmada menuturkan, Dishub DKI Jakarta sudah sering menerima masukan agar semua trotoar dipasang besi pembatas yang rapat atau dengan model portal s.

"Banyak orang mengatakan, oh rapatkan saja penghalangnya. Kalau itu dirapatkan kami melanggar Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016. Disabilitas, kursi roda harus masuk," kata Yusmada, saat ditemui Kompas.com, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (17/7/2017) siang.

(baca: Djarot: Kendaraan yang Melintas di Trotoar Itu Kurang Ajar)

Pengendara sepeda motor yang melintasi trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2017). Pengendara sering memanfaatkan trotoar untuk memotong jalan agar bisa lebih cepat ketimbang melewati jalan raya.KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG Pengendara sepeda motor yang melintasi trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (17/7/2017). Pengendara sering memanfaatkan trotoar untuk memotong jalan agar bisa lebih cepat ketimbang melewati jalan raya.

Terkait portal s, menurut Yusmada, sudah terpasang di beberapa trotoar yang menjadi percontohan. Seperti trotoar di depan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jalan Jatibaru, serta Jalan Medan Merdeka Selatan.

Meski begitu, Yusmada menegaskan bahwa tidak semua trotoar bisa dipasang portal s. Hal tersebut dikarenakan butuh ruang yang cukup besar untuk membuat portal s di trotoar.

"Kalau kami mau bikin itu semua, begitu banyak simpang, apa iya dipasang semua? Itu kan hanya simbol bahwa ini bukan untuk motor lho, bukan untuk penggunaan yang lain (selain pejalan kaki)," ujar Yusmada.

Pada akhirnya, Yusmada menyerahkan sterilisasi trotoar pada kesadaran masing-masing pengendara. Tanpa kerja sama dari masyarakat, terutama pengendara sepeda motor, sterilisasi trotoar dia sebut tidak akan pernah terwujud.

"Solusinya, sama-sama gerakkan kesadaran bersama, itu yang penting. Dan law enforcement. Dari sisi desain ya seperti itu saja," ujar Yusmada.

(baca: "Saya Buru-buru Pak, Trotoarnya kan Lagi Kosong")

Kompas TV Komunitas Pejalan Kaki Gelar Aksi Penyelamatan Trotoar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com