JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Kementerian Agama (Kemenag) untuk membentuk crisis center bagi calon jemaah umrah. Desakan itu merupakan imbas dari banyaknya laporan yang masuk ke YLKI terkait penelantaran calon jemaah umrah.
"Kami mendesak karena memang dengan adanya crisis center setidaknya seluruh jemaah yang dirugikan terdata dan menunjukkan keseriusan polisi dan negara dalam melindungi jemaah," kata Staff Pengaduan dan Hukum YLKI Mustafa Aqib Bintoro, Rabu (6/9/2017).
Namun pihaknya belum memberikan surat tertulis ke Kemenag agar segera membentuk crisis center itu.
Berdasarkan laporan yang masuk ke YLKI, ada beberapa biro umrah, selain First Travel, tercatat menelantarkan calon jemaahnya. Biro umrah yang dimaksud, antara lain Kafilah Rindu Ka'bah milik PT Assyifa Mandiri Wisata, HT dari PT UHT, dan BT dari PT WBTT.
Baca juga: Ini Hasil Aduan Jemaah Biro Umrah Kafilah Rindu Kabah ke Bareskrim
Calon jemaah korban Kafilah Rindu Ka'bah yang terlantar mencapai 3.056 orang. Sementara sebanyak 1.800 orang calon jemaah HT tidak jelas nasibnya. Demikian juga dengan 33 orang calon jemaah umrah BT.
Lihat juga: YLKI: First Travel Bukan Satu-satunya Biro Umrah Bermasalah
"Atas alasan itu maka calon jemaah mendesak agar Kemenag membentuk crisis center untuk calon jemaah yang menjadi korban umrah bermasalah," kata Mustafa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.