Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Tak Ada di Kantor, Massa Anti-SSA Membubarkan Diri

Kompas.com - 07/09/2017, 12:52 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Massa pengunjuk rasa penolak sistem satu arah (SSA) di Jalan Dewi Sartika, Depok yang berunjuk rasa di depan Balai Kota, Kamis (7/9/2017), membubarkan diri sekitar pukul 12.16 WIB.

Sebelumnya mereka sempat berunjuk rasa selama sekitar satu jam dan membubarkan diri setelah perwakilan mereka gagal menemui Wali Kota Depok Idris Abdul Somad.

Idris ternyata tak berada di kantornya karena sedang menghadiri acara Pemprov Jawa Barat di Bandung.

Kondisi ini membuat perwakilan pengunjuk rasa hanya ditemui jajaran Satpol PP Pemkot Depok.

Baca: Tolak Sistem Satu Arah di Depok, Warga Unjuk Rasa di Tiga Lokasi

Salah seorang perwakilan pengunjuk rasa yang ikut berdialog, Toro, menyatakan, aspirasi mereka akan percuma jika tidak disampaikan langsung ke Idris.

"Karena hanya wali kota yang berwenang mencabut atau tidak SSA ini. Karena wali kotanya tidak ada, percuma juga jika kita terus ada sini sampai sore," kata Toro saat menemui kembali rekan-rekannya yang menunggu di depan Balai Kota.

Massa anti-SSA yang sebagian besar warga dan pedagang dari Jalan Dewi Sartika ini akhirnya membubarkan diri dengan tertib.

Sebelum bubar, mereka sempat mengingatkan pemerintah untuk bersiap kembali apabila aksi lanjutan digelar.

"Untuk hari ini kita cukupkan sampai di sini dulu. Tapi kita pasti akan kembali turun sampai SSA dicabut," ujar Toro melalui pengeras suara.

Jalan Dewi Sartika merupakan satu dari tiga jalan yang menjadi lokasi penerapan SSA. Dua jalan lainnya adalah Jalan Nusantara dan Jalan Arif Rahman Hakim.

Penerapan SSA di tiga ruas jalan di Depok masih dalam tahap uji coba. Uji coba SSA dimulai di Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara pada 29 Juli.

Baca: "Kami Minta Wali Kota Cabut Sistem Satu Arah! Usaha Kami Jadi Sepi!"

Uji coba di kedua ruas jalan tersebut tidak terikat pada waktu-waktu tertentu artinya sistem satu arah berlaku selama 24 jam.

Pada 14 Agustus, uji coba sistem satu arah diperluas ke Jalan Arif Rahman Hakim. Berbeda dengan kedua ruas jalan lainnya, SSA di jalan ini hanya diberlakukan pada pukul 15.00-22.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com