Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita soal Bak Sampah yang Buat Maestro Cerpen Sakit-sakitan

Kompas.com - 14/09/2017, 14:00 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


DEPOK, KOMPAS.com -
Sejak sekitar delapan tahun terakhir, sastrawan Hamsad Rangkuti sering sakit dan membuatnya bolak-balik ke rumah sakit. Di masa jayanya, Hamsad sangat produktif menulis hingga dijuluki sebagai maestro cerpen

Menurut istrinya, Nur Windasari (62), Hamsad mulai sering sakit-sakitan setelah bak sampah dibangun di belakang rumah mereka, di Jalan Bangau VI, Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok.

Ditemui Kompas.com pada akhir pekan lalu, Nur menyebut pembangunan bak sampah dilakukan pada 2009.

"2009 mulai dibikin bak sampah. 2010 abang (Hamsad) mulai jatuh sakit. Dari mulai muntaber sampai akhirnya penyakit yang enggak disangka keluar semua. Prostat, jantung, stroke," ucap Nur.

Menurut Nur, pembangunan bak sampah dilakukan setelah Pemerintah Kota Depok mendapat persetujuan dari mayoritas warga setempat.

"Saya sempat berkeluh kesah ke Pemda kenapa dibikin bak sampah di situ. Tapi 650 kepala keluarga di situ setuju dibikin bak sampah di situ. Kami kalah," ucap Nur.

Hamsad dan Nur akhirnya pindah ke Jalan Swadaya VIII, Kelurahan Tanah Baru, Beji, Depok pada 2014.

"Dulunya ini kebun," ujar Nur.

(baca: Maestro Cerpen Itu Kini Tergolek Tak Berdaya)

Rumah lama milik sastrawan Hamsad Rangkuti yang beralamat di Jalan Bangau VI, Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok. Tepat di belakang rumah ini, dulunya berdiri bak sampah. Pihak keluarga menilai bak sampah inilah yang membuat Hamsad sakit-sakitan.Kompas.com/Alsadad Rudi Rumah lama milik sastrawan Hamsad Rangkuti yang beralamat di Jalan Bangau VI, Kelurahan Depok Jaya, Pancoran Mas, Depok. Tepat di belakang rumah ini, dulunya berdiri bak sampah. Pihak keluarga menilai bak sampah inilah yang membuat Hamsad sakit-sakitan.

Sebelum membangun rumah tersebut, Nur menyebut dia dan Hamsad pernah menumpang di rumah besan mereka di BSD, Serpong, Tangerang Selatan. Namun, Hamsad tidak betah dan memilih kembali pulang ke rumah di Jalan Bangau VI. Walaupun kondisi lingkungan di rumah tersebut sudah tidak nyaman baginya.

"Biar bagaimanapun tetap enak di rumah sendiri kan. Walaupun banyak tikus, kecoa, gara-gara bak sampahnya itu," ujar Nur.

Kompas.com sempat mendatangi lokasi rumah lama Hamsad di Jalan Bangau VI yang tidak jauh dari SMP Negeri 2 Depok.

Rumah tersebut kini sudah dipasangi pelang dijual. Tepat di belakang rumah tersebut, ada sebidang lahan yang kini sudah dipenuhi ilalang. Lahan itulah yang dulunya digunakan sebagai tempat sampah.

Menurut keterangan warga sekitar, lahan tersebut merupakan lahan fasilitas sosial dan fasilitas umum dari Perumnas sehingga sempat disepakati digunakan untuk tempat penampungan sampah.

Namun sejak 2016, lahan tersebut sudah tidak digunakan lagi untuk bak sampah karena dibangun bak sampah yang baru di Taman Lembah Mawar, sebuah taman publik yang masih berada di kawasan tersebut.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com