Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tipu Puluhan Guru Honorer, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Kompas.com - 19/09/2017, 19:00 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap TK lantaran diduga menipu puluhan guru honorer. Dia menjanjikan bisa membantu puluhan guru honorer itu lulus proses pendaftaran calon pegawai negeri sipil di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/9/2017), mengatakan, pelaku menjanjikan para korbannya yang tidak lolos seleksi mendapatkan kuota tambahan dengan membayarkan sejumlah uang.

"Tersangka menjanjikan bagi guru honorer yang tidak lulus seleksi pada tahun 2013 dapat lulus menjadi CPNS K2 apabila membayarkan uang Rp 60 juta," kata Argo.

Argo menambahkan, ada sekitar 51 guru yang menjadi korban penipuan TK. Mereka berasal dari Jakarta, Brebes, dan Sumedang. Puluhan guru honorer tersebut terkena rayuan maut TK dan akhirnya mau membayarkan biaya yang diminta pelaku.

"Para korban menyerahkan uang secara tunai dan transfer ke rekening Tatang dan Solihin, totalnya sebesar Rp 1,8 miliar," ucap Argo.

Baca juga: Penipuan Online, Seorang Guru Honorer Ditangkap Polisi

Setelah mendapatkan uang, TK mengatakan kepada para guru honorer tersebut bahwa pengumuman kelolosan tes seleksi CPNS akan diumumkan pada akhir April 2014. Pengumuman tersebut akan diumumkan melalui media cetak dan elektronik.

Namun, hingga Mei 2014 para korban tak kunjung mendapat pengumunan soal kuota tambahan CPNS tersebut. Akhirnya, para korban mendatangi Kemenpan-RB untuk mengklarifikasinya.

"Ahirnya diketahui bahwa tidak pernah ada kuota tambahan CPNS K2 yang diadakan di Kemenpa-RB. Dan surat dari Kemenpan yang diserahkan tersangka tidak terdaftar, sehingga para korban merasa dirugikan," kata Argo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com