Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Dapat Blangko E-KTP, Warga Kesulitan Berurusan dengan Bank

Kompas.com - 20/09/2017, 17:01 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Keterbatasan blangko Kartu Tanda Penduduk elektronik atau KTP-el berdampak pada aktivitas sehari-hari warga, termasuk ketika mengurus pembukaan rekening di bank. Hal itu diceritakan seorang warga yang sedang mengurus administrasi kependudukan di kantor Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Rabu (20/9/2017) siang.

"Saya minta dokumen pendukung lagi nih ke kecamatan, soalnya pakai resi e-KTP (KTP-el) saja enggak diterima buat buka rekening di Bank BCA, mesti pakai KTP asli katanya," kata Juwita kepada Kompas.com.

Juwita mengungkapkan, dirinya sudah merekam data dan identitas diri untuk KTP-el sejak bulan lalu. Saat selesai melakukan perekaman, petugas kecamatan memberi tahu bahwa dirinya baru akan diberikan resi KTP-el atau yang disebut juga sebagai surat keterangan (suket) sebagai dokumen sementara pengganti KTP, hingga blangko untuk itu tersedia.

"Nunggu blangkonya lama, Mas. Bisa berapa tahun gitu orangnya bilang," tutur Juwita.

Baca juga: 200.000 Blangko E-KTP Didistribusikan di Jakarta

Warga lain, Setyo, mengaku sudah memiliki KTP-el yang telah tercetak di blangko. Namun dia memerhatikan KTP-el miliknya seperti tidak terbuat dari bahan yang bagus karena plastik pelapis kartunya mudah terkelupas hanya karena beberapa kali KTP-el itu difotokopi.

"Mungkin karena kena panas mesin fotokopi, jadi jelek begini. Gara-gara korupsi sih, coba pakai yang bagus kayak kartu ATM," kata Setyo sambil memperlihatkan KTP-el dan kartu lainnya.

Kesulitan proses administrasi di berbagai bidang akibat kurangnya blangko KTP-el diakui petugas kantor Kecamatan Cibodas, Widya. Dia mengatakan, pihaknya sering menampung keluhan warga yang terkendala dalam mengurus sesuatu karena belum menerima blangko KTP-el. Mereka hanya pakai resi atau suket.

"Ini kan resmi yang dikeluarin dari pemerintah, tapi banyak yang ragu dan bilang enggak bisa. Seperti ngurus di bank, beberapa ada yang terima tapi ada juga yang enggak mau terima," ujar Widya.

Bentuk resi atau suket itu adalah kertas berukuran A4 atau HVS yang berisi keterangan serupa dengan yang ada di KTP, berikut informasi tentang kegunaan dokumen tersebut. Kegunaannya adalah untuk mengurus kelengkapan administrasi, termasuk dalam kebutuhan perbankan, imigrasi, dan layanan lain yang membutuhkan identitas diri.

Karena banyaknya keluhan seperti itu, kata Widya, pihak Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Tangerang sampai harus mengubah format resi KTP-el. Dari yang hanya ada keterangan data diri, foto, kode bar, serta tanda tangan pejabat kecamatan, jadi ada tanda tangan pemilik identitas juga untuk lebih meyakinkan bahwa dokumen tersebut asli dan sah.

"Kalau yang lama enggak ada tanda tangan pemohon, yang baru disertakan soalnya banyak ditolak pas urus ini itu," kata Widya.

Keterbatasan blangko KTP-el baru-baru ini dicek oleh Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Zudan Arif Fakrulloh. Dia menyamar sebagai pemohon KTP-el dan mendapati fakta banyak petugas kecamatan sengaja menyimpan blangko dan hanya memberikan surat keterangan sebagai pengganti KTP kepada para pemohon.

Lihat juga: Cerita Dirjen Dukcapil Menyamar dan Dibohongi soal Blanko E-KTP

Zudan menyebutkan pada akhir Januari 2017 telah dilakukan pelelangan pengadaan blangko KTP-el sebanyak tujuh juta keping. Hasil pengadaan tersebut saat ini telah selesai didistribusikan ke 514 kabupaten/kota.

Untuk memenuhi kebutuhan blangko KTP-el sampai akhir 2017, saat ini sedang dilakukan distribusi secara bertahap dari hasil pelelangan tahap kedua sebesar 7,4 juta keping.

Untuk pemenuhan kebutuhan sampai akhir tahun 2018, sedang dilakukan proses pengadaan blangko KTP-el sebesar 11,5 juta keping melalui mekanisme e-catalog.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com