Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Joker, Dikeroyok Usai Mediasi Pembubaran Kebaktian di Rusun Pulogebang

Kompas.com - 27/09/2017, 08:07 WIB
Ridwan Aji Pitoko

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Nasoem Sulaiman atau Joker, pria yang membubarkan ibadah kebaktian di Rumah Susun (Rusun) Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, dikeroyok orang tidak dikenal pada Minggu (24/9/2017).

Kepala Unit Pengelola Rusun (UPRS) Pulogebang Ageng Darminto mengatakan, Joker dipukuli orang tidak dikenal setelah melakukan mediasi dan meminta maaf atas pembubaran kebaktian.

"Itu kejadiannya Minggu sore menjelang malam setelah proses mediasi dan kesepakatan dilakukan oleh yang bersangkutan dengan kepolisian dan pihak rusun," ucap Ageng, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/9/2017) sore.

(baca: Pelaku Pemukulan Joker Diperkirakan Empat Sampai Lima Orang)

Adapun lokasi pengeroyokan Joker terjadi di unit rusunnya, di lantai 3 Blok F Rusun Pulogebang.

"Waktu kejadian belum ada polisi di sekitar rusun. Yang bersangkutan kemudian langsung dibawa ke rumah sakit dan kasus ini ditangani Polres Jakarta Timur," ujar Ageng.

"Pemukulannya waktu itu dilakukan oleh sekitar empat sampai lima orang," lanjut dia.

Kendati demikian, Ageng belum bisa memastikan penyebab pemukulan tersebut apakah karena pembubaran kebaktian atau disebabkan hal lainnya karena kasus ini masih diselidiki kepolisian.

Hingga saat ini, Kompas.com masih menunggu konfirmasi dari kepolisian soal kasus pemukulan terhadap Joker tersebut. Peristiwa itu juga yang kemudian membuat sejumlah anggota kepolisian terlihat berjaga di sekitar area Rusun Pulogebang.

Menurut Ageng, personel kepolisian berjaga untuk mengantisipasi terulangnya kejadian-kejadian yang tidak diinginkan di area rusun. Setelah pengeroyokan Joker, jumlah personel polisi yang berjaga di Rusun Pulogebang ditambah.

"Itu protap kepolisian jadi tentunya bersifat mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi karena peristiwa Sabtu lalu telah menjadi viral," ujar Ageng.

Adapun Joker membubarkan ibadah kebaktian karena merasa terganggu dengan kegiatan tersebut. Jemaah kebaktian saat itu adalah anak-anak.

Ageng mengatakan Joker adalah seorang warga yang bekerja sebagai tukang bangunan.

Saat membubarkan kebaktian itu, Joker baru selesai kerja sehingga masih menenteng perkakas bangunan.

"Kebetulan memang yang dibawa adalah alat gergaji, linggis, palu, sama kampak ya. Itu untuk membongkar lantai atas ya," ujar Ageng.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com