JAKARTA, KOMPAS.com - Penetapan tersangka terhadap dua petinggi asuransi Allianz, Direktur Head Of Claim Yuliana, dan Presiden Direktur PT Allianz Life Indonesia Joachim Wesling menjadi berita terpopuler dari Jakarta dan sekitarnya.
Status tersangka diberikan Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan pelanggaran perlindungan konsumen.
Ada dua laporan yang masuk ke Polda Metro Jaya dalam kasus tersebut, yakni dari Irfanius Al Gadri dan Indah Goena Nanda. Keduanya melapor ke polisi lantaran merasa dipersulit saat melakukan klaim asuransi.
Menurut polisi, PT Allianz Indonesia menolak klaim korban dengan alasan tidak bisa memenuhi persyaratan tambahan yang diminta pihak asuransi.
Berita terpopuler selanjutnya adalah soal keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir yang memberhentikan Rektor Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Djaali.
Djaali diberhentikan per 25 September 2017, digantikan Prof. Dr. Intan Ahmad, Ph.D sebagai Pejabat Pelaksana Harian Rektor UNJ.
Djaali sebelumnya dilaporkan sejumlah dosen UNJ ke Ombusdman atas tudahan tindakan nepotisme karena mengangkat sejumlah anggota keluarganya di UNJ.
Adapun Djaali membantah semua tuduhan itu dan melapor ke polisi karena merasa nama baiknya dicemarkan.
(baca: Rektor UNJ Djaali Resmi Diberhentikan)
Kemudian ada berita soal seorang wanita, Suriyah (49), yang tewas karena tersetrum saat berjalan di Jalan Percetakan Negara II, Johar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (27/9/2017) pagi. Suriyah tersetrum saat mengantar anaknya sekolah.
Warga yang berada di dekat lokasi kejadian kesulitan menolong Suriyah yang berteriak minta tolong karena tubuhnya disebut menempel ke tiang listrik.
Adapun Suriyah yang sempat berteriak akhirnya lemas, dan meninggal dunia dengan kondisi tubuh berasap. Kepolisian masih menyelidiki kasus tersebut.
(baca: Suriyah Tersetrum 30 Menit hingga Tubuhnya Berasap dan Meninggal)
Selain itu juga air kali nampak bewarna hitam pekat dan menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga sangat tercium jika melintas di atas kali tepatnya di Bendungan Bekasi.
Pemerintah Kota Bekasi menyebut kali itu tercemar karena aliran dari Cileungsi. Sementara DPRD Bekasi meminta dibuat nota kesepahaman antara Bekasi dengan daerah sekitar untuk menyelesaikan pencemaran di Kali Bekasi.
(baca: Kondisi Kali Bekasi yang Kadang Menghitam hingga Berbusa...)