Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Selidiki Asal Senpi Perampok Nasabah Bank di Ciracas

Kompas.com - 03/10/2017, 18:38 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Polisi tengah menelusuri asal usul senjata api (senpi) yang digunakan perampok nasabah bank di Ciracas, Jakarta Timur. Saat ini polisi telah menangkap empat pelaku dan menyita sepucuk senjata api yang digunakan saat beraksi.

"Senpi ini yang digunakan adalah senpi rakitan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Nico Afinta, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (3/10/2017).

Nico mengatakan, senjata api rakitan tersebut ditemukan dari tangan Hendri Kurniawan. Hendri merupakan pimpinan komplotan perampok tersebut.

"Asal senpi mereka mengaku membeli dari seseorang dengan harga di bawah Rp 5 juta. Saat ini kami masih mendalaminya," kata Nico.

(baca: Perampok Nasabah Bank di Ciracas Sudah 9 Kali Beraksi)

Adapun empat komplotan ini yang sudah ditangkap adalah Hendry Kurniawan (31), Jonson Alkafu (36), Ipo Adiansyah (33), dan Egal Saputra (40).

Hendry yang merupakan pimpinan komplotan ini tewas tertembak karena melawan polisi saat dilakukan pengembangan.

Sementara tiga pelaku lainnya, yakni CD, JM dan RD masih diburu polisi.

Aksi terakhir perampokan komplotan itu terjadi pada 22 September 2017 di Jalan Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur.

Para perampok menyasar nasabah bank bernama Gayu Datu yang baru mengambil uang di salah satu bank swasta di kawasan tersebut.

Di perjalanan, para perampok memepet kendaraan korban dan mengambil uang tunai sebesar Rp 25 juta.

Tidak hanya itu, pelaku juga menembak korbannya. Beruntung korban selamat karena hanya tertembak di bagian belakang pinggangnya.

Kompas TV Polisi Ungkap Pembunuhan Pengusaha Garmen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Suramnya Kondisi Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang, Terbengkalai seperti Kota Mati hingga Jadi Tempat Mesum

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com