Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Herzaky Mahendra Putra
Pemerhati Politik

Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra. Mahasiswa Program Doktoral Unair

Anies-Sandi dan Masa Depan Jakarta

Kompas.com - 02/11/2017, 09:49 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Salah satu realisasi program ini adalah kepemilikan rumah dengan down payment (DP) nol persen. Wajah Jakarta di masa depan bakal berubah menjadi semakin maju
jika memang kebijakan ini bisa diwujudkan.

Ketiga, Anies-Sandi berjanji menghentikan Reklamasi Teluk Jakarta untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan hidup serta perlindungan terhadap nelayan, masyarakat pesisir dan segenap warga Jakarta.

Permasalahannya, pemerintah pusat mendukung pelaksanaan reklamasi di Jakarta. Menko bidang Kemaritiman sudah mencabut moratorium proyek reklamasi awal Oktober 2017. Adapun pada Agustus 2017, Presiden secara langsung menyerahkan sertifikat pengelolaan Pulau C dan Pulau D kepada Pemprov DKI Jakarta dan HGB ke pengembangnya.

Pertanyaan besar tentu mengemuka ke publik. Apakah Anies-Sandi bisa memenuhi harapan sebagian besar warga Jakarta yang memilihnya untuk menghentikan reklamasi, sedangkan pemerintah pusat memiliki sikap berbeda?

Pelaksanaan janji ini bakal merupakan salah satu ujian bagi kepemimpinan Anies-Sandi dalam membentuk wajah masa depan Jakarta.

Dalam berbagai kesempatan sejak dilantik, Anies dan Sandi memang sudah menyatakan tetap menolak reklamasi. Hanya, actions speak louder than words. Rakyat Jakarta menanti perwujudannya.

Bersama

Janji besar dan tantangan terbesar selanjutnya bagi Anies-Sandi adalah kebersamaan. Bagaimana agar Jakarta bisa benar-benar maju bersama. Tidak ada unsur masyarakat yang merasa dipinggirkan.

Di pemerintahan sebelumnya, tidak bisa dipungkiri, ada wilayah-wilayah kumuh yang berhasil disulap menjadi lebih rapi. Pembangunan fisik pun tampak nyata. Jakarta di beberapa sudut menjadi lebih nyaman untuk dilewati. Hanya, konsekuensinya, penggusuran marak terjadi.

Berdasarkan laporan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta tahun 2017, penggusuran yang terjadi selama 2015-2016 berdampak pada 25.533 warga. Korban terbesar sepanjang sejarah Jakarta. Mereka merupakan bagian dari unsur masyarakat yang merasa terpinggirkan.

Inilah tantangan pertama bagi Anies-Sandi dalam merajut kebersamaan di Jakarta: bagaimana tetap melangsungkan pembangunan fisik yang diperlukan untuk Jakarta, namun tidak mengabaikan, apalagi merugikan unsur masyarakat lainnya. Terlebih lagi unsur masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke pembangunan, dan jika dirugikan oleh pembangunan, tidak bisa membela dirinya sendiri.

Anies dalam pidato pelantikannya sudah menyampaikan komitmen untuk melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis pemerintahan sebelumnya. Sembari pula memperjuangkan keberpihakan yang tegas kepada mereka yang selama ini terlewat dalam merasakan keadilan sosial, membantu mengangkat mereka yang terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri, serta membela mereka yang terugikan dan tak mampu membela diri. Tinggal realisasinya yang kita tunggu.

Adapun tantangan kedua dalam merajut kebersamaan di Jakarta adalah bagaimana merangkul pendukung petahana dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, mereka memiliki prioritas dan posisi berbeda dari program yang ditawarkan oleh Anies-Sandi. Bahkan, polarisasi yang begitu tajam sempat mengemuka ketika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.

Polarisasi yang terbangun ketika Pilkada Jakarta sangat memungkinkan untuk tetap bertahan ke depannya. Apalagi jika ada pihak-pihak yang memelihara polarisasi ini untuk kepentingan kelompok mereka ke depannya.

Tugas Anies-Sandi selaku pemimpin baru Jakarta adalah memastikan tidak ada perbedaan perlakuan di lapangan untuk warga yang berbeda pilihan sewaktu pilkada. Bahkan, sebisa mungkin meminimalkan usaha para pihak yang terus memelihara bahkan berniat mematenkan polarisasi ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com