Salah satu realisasi program ini adalah kepemilikan rumah dengan down payment (DP) nol persen. Wajah Jakarta di masa depan bakal berubah menjadi semakin maju
jika memang kebijakan ini bisa diwujudkan.
Ketiga, Anies-Sandi berjanji menghentikan Reklamasi Teluk Jakarta untuk kepentingan pemeliharaan lingkungan hidup serta perlindungan terhadap nelayan, masyarakat pesisir dan segenap warga Jakarta.
Permasalahannya, pemerintah pusat mendukung pelaksanaan reklamasi di Jakarta. Menko bidang Kemaritiman sudah mencabut moratorium proyek reklamasi awal Oktober 2017. Adapun pada Agustus 2017, Presiden secara langsung menyerahkan sertifikat pengelolaan Pulau C dan Pulau D kepada Pemprov DKI Jakarta dan HGB ke pengembangnya.
Pertanyaan besar tentu mengemuka ke publik. Apakah Anies-Sandi bisa memenuhi harapan sebagian besar warga Jakarta yang memilihnya untuk menghentikan reklamasi, sedangkan pemerintah pusat memiliki sikap berbeda?
Pelaksanaan janji ini bakal merupakan salah satu ujian bagi kepemimpinan Anies-Sandi dalam membentuk wajah masa depan Jakarta.
Dalam berbagai kesempatan sejak dilantik, Anies dan Sandi memang sudah menyatakan tetap menolak reklamasi. Hanya, actions speak louder than words. Rakyat Jakarta menanti perwujudannya.
Bersama
Janji besar dan tantangan terbesar selanjutnya bagi Anies-Sandi adalah kebersamaan. Bagaimana agar Jakarta bisa benar-benar maju bersama. Tidak ada unsur masyarakat yang merasa dipinggirkan.
Di pemerintahan sebelumnya, tidak bisa dipungkiri, ada wilayah-wilayah kumuh yang berhasil disulap menjadi lebih rapi. Pembangunan fisik pun tampak nyata. Jakarta di beberapa sudut menjadi lebih nyaman untuk dilewati. Hanya, konsekuensinya, penggusuran marak terjadi.
Berdasarkan laporan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta tahun 2017, penggusuran yang terjadi selama 2015-2016 berdampak pada 25.533 warga. Korban terbesar sepanjang sejarah Jakarta. Mereka merupakan bagian dari unsur masyarakat yang merasa terpinggirkan.
Inilah tantangan pertama bagi Anies-Sandi dalam merajut kebersamaan di Jakarta: bagaimana tetap melangsungkan pembangunan fisik yang diperlukan untuk Jakarta, namun tidak mengabaikan, apalagi merugikan unsur masyarakat lainnya. Terlebih lagi unsur masyarakat yang memiliki keterbatasan akses ke pembangunan, dan jika dirugikan oleh pembangunan, tidak bisa membela dirinya sendiri.
Anies dalam pidato pelantikannya sudah menyampaikan komitmen untuk melanjutkan pembangunan yang sudah dirintis pemerintahan sebelumnya. Sembari pula memperjuangkan keberpihakan yang tegas kepada mereka yang selama ini terlewat dalam merasakan keadilan sosial, membantu mengangkat mereka yang terhambat dalam perjuangan mengangkat diri sendiri, serta membela mereka yang terugikan dan tak mampu membela diri. Tinggal realisasinya yang kita tunggu.
Adapun tantangan kedua dalam merajut kebersamaan di Jakarta adalah bagaimana merangkul pendukung petahana dalam kontestasi Pilkada DKI Jakarta 2017. Namun, mereka memiliki prioritas dan posisi berbeda dari program yang ditawarkan oleh Anies-Sandi. Bahkan, polarisasi yang begitu tajam sempat mengemuka ketika putaran kedua Pilkada DKI Jakarta 2017.
Polarisasi yang terbangun ketika Pilkada Jakarta sangat memungkinkan untuk tetap bertahan ke depannya. Apalagi jika ada pihak-pihak yang memelihara polarisasi ini untuk kepentingan kelompok mereka ke depannya.
Tugas Anies-Sandi selaku pemimpin baru Jakarta adalah memastikan tidak ada perbedaan perlakuan di lapangan untuk warga yang berbeda pilihan sewaktu pilkada. Bahkan, sebisa mungkin meminimalkan usaha para pihak yang terus memelihara bahkan berniat mematenkan polarisasi ini.