JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat Perkotaan Yayat Supriyatna mengatakan, permasalahan analisis mengenai dampak lingkungan lalu lintas (amdal lalin) biasanya disebabkan oleh kontraktor.
Menurut dia, banyak kontraktor proyek yang enggan mengeluarkan biaya lebih untuk melaksanakan amdal lalin. Padahal, amdal lalin harus dilaksanakan agar pembangunan proyek berjalan lancar.
"Sebelum melakukan analisis kan (kontraktor) harus menyiapkan pembiayaannya. Setelah itu (kontraktor) mulai menjalankan proyek, penanggung jawab yang ditunjuk oleh kontraktor harus menjalankan amdalnya secara benar saat proyek berjalan, tapi masalahnya tidak ada biaya yang dikeluarkan dan kurangnya koordinasi," kata Yayat saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/11/2017).
Baca juga : Anies Akan Panggil Kontraktor 10 Proyek yang Tak Miliki Amdal Lalin
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan belum lama ini mengatakan, terdapat 10 proyek infrastruktur yang sedang dibangun di Ibu Kota tidak memiliki amdal lalin.
Kesepuluh proyek itu mencakup enam ruas pembangunan flyover dan underpass, kereta ringan (LRT) yang dikerjakan pemerintah pusat dan Pemprov DKI Jakarta, serta angkutan massal cepat (MRT) Jakarta.
Jika kontraktor saja enggan mengeluarkan biaya lebih, lanjut dia, jangan harap sepanjang pembangunan berlangsung ada pengawasan dari pihak yang diberi tanggung jawab.
"Misalnya saat mulai pembangunan kan butuh lampu penerangan saat malam, atau di siang hari ada pengalihan arus saat terjadi kemacetan. Kalau dengan pihak kepolisian (pihak yang diberi tanggung jawab oleh kontraktor) saja tidak ada koordinasi, bagaimana lalu lintas sekitar proyek bisa lancar," ucap Yayat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.