Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung Akui Punya Lahan yang Disewakan untuk PKL Tanah Abang

Kompas.com - 15/11/2017, 14:32 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham "Lulung" Lunggana mengaku memiliki lahan di belakang posko Pemuda Panca Marga Tanah Abang. Lahan tersebut dikelola perusahaan milik anaknya dan disewakan ke pedagang kaki lima yang ingin berjualan.

Namun, dia menegaskan, lahan yang disewakan adalah milik pribadi dan lokasinya bukan di trotoar.

"Kalau yang punya saya ini kan di (belakang) PPM. Ini kan tanah kosong, itu punya kami. Nah, kalau itu dikelola PT-nya anak saya. Tetapi, kalau saya ditanya yang di depan (trotoar) itu, saya enggak tahu," ujar Lulung di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Rabu (15/11/2017).

Kata Lulung, lahannya penuh ditempati pedagang. Akhirnya, pedagang yang tidak kebagian lahan tumpah ke trotoar. Kemudian mereka yang berdagang di trotoar dikelola kelompok-kelompok pedagang.

Baca juga: Sandi Ingin Tanah Abang Jadi Pusat Belanja seperti Grand Bazaar Istanbul

Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana di Istana, Kamis (15/6/2017).KOMPAS.com/IHSANUDDIN Wakil Ketua DPRD DKI Abraham Lunggana di Istana, Kamis (15/6/2017).
"Pokoknya kalau (lahan) yang (disewakan) di trotoar, enggak mungkin dibina anak-anak. Yakin 1.000 persen," kata Lulung.

Dia mengaku tak tahu-menahu soal praktik sewa trotoar untuk PKL Tanah Abang.

Menurut Lulung, mereka yang bersedia membayar sewa untuk berjualan di trotoar justru bodoh. Berjualan di trotoar tidak akan tenang karena sering ditertibkan Satpol PP.

Baca juga: Koalisi Pejalan Kaki Dikecam PKL Saat Gelar Aksi di Tanah Abang

"Kalau di trotoar ada sewa-menyewa itu namanya bodoh. Kan, ketahuan datang trantib setiap hari," ujar Lulung.

Pengguna jalan melintas diantara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih berjualan di atas trotoar dengan alasan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah berjanji tidak akan mengusir PKL di Jakarta.ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA Pengguna jalan melintas diantara Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berdagang di atas trotoar di Tanah Abang, Jakarta, Kamis (26/10/2017). Meskipun sudah ditertibkan, para PKL tersebut masih berjualan di atas trotoar dengan alasan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah berjanji tidak akan mengusir PKL di Jakarta.
Lulung juga ditanya berapa uang sewa yang dibayar pedagang agar bisa berjualan di lahannya. Namun, dia mengaku juga tidak tahu.

"Wah, saya enggak tahu, ya, itu anak saya," kata Lulung.

Kompas TV Koalisi pejalan kaki mengkritik pernyataan Sandiaga Uno yang mengatakan jika kemacetan di Tanah Abang disebabkan para pejalan kaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com