Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencabutan Larangan Motor Bentuk Keberpihakan Anies pada "Wong Cilik"

Kompas.com - 17/11/2017, 10:28 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS. com - Wacana pencabutan larangan sepeda motor di ruas jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kerap digaungkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan di berbagai kesempatan. Anies berpendapat, pencabutan larangan sepeda motor sebagai wujud keberpihakannya pada pengguna motor yang disebutnya sebagai wong cilik (orang kecil) atau masyarakat kelas bawah.

"Yang wong gede naiknya mobil, yang wong cilik naiknya motor. Kami berharap partai yang membela wong cilik juga memberikan kesempatan kepada warga untuk bisa punya alat transportasi yang menopang perekonomiannya," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (16/11/2017).

Anies berpendapat, menjadi tidak adil jika ruas jalan MH Thamrin hanya dapat dinikmati oleh pengendara kendaraan roda empat saja.

Baca juga : Ini Alasan Dutundanya Pelarangan Sepeda Motor di Jalan Sudirman

Anies menilai, pelarangan motor melintas baru dapat dilakukan jika rencana pembangunan park and ride di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat hingga Jalan MH Thamrin telah terlaksana.

Menurutnya, realisasi pembangunan park and ride membutuhkan waktu yang tak singkat. Sembari menunggu pembangunan tersebut terlaksana, ia menganggap tak perlu dikeluarkan aturan larangan motor melintas di kawasan tersebut.

Baca juga : Gubernur Anies: Wong Gede Naiknya Mobil, yang Wong Cilik Naiknya Motor

Tuai Kritik

Wacana pencabutan larangan sepeda motor tersebut ternyata menjadi perdebatan pelik. Sejumlah pihak menilai Anies perlu mengkaji ulang rencana tersebut.

Kepala Korps Lalu Lintas Polri Irjen Roycke Lumowa misalnya mengatakan, tak setuju jika sepeda motor kembali diperbolehkan melintas di Jalan MH Thamrin. Menurut dia, seharusnya Pemprov DKI Jakarta memperbanyak moda transportasi massal ketimbang memperbolehkan sepeda motor melintasi ruas jalan tersebut.

 Sejumlah anggota DPRD DKI pun tak sependapat dengan rencana Anies. Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi menjadi salah satu pihak yang menolak wacana itu. Kritik terhadap pencabutan larangan itu juga disampaikan Fraksi PDI-P dalam rapat paripurna DPRD DKI pada Kamis kemarin.

William Yani, yang mewakili Fraksi PDI-P menyampaikan paparan, mengingatkan Anies agar setiap program yang direncanakan tidak melanggar ketentuan Undang-undang.

"Mengenai niat buka jalur sepeda motor kami tidak sependapat karena masih ada Pergub 95 tahun 2014 yang direvisi menjadi Pergub 141 tahun 2015," kata Wiliam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com