JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan uang elektronik sebagai alat transaksi di jalan tol sudah berjalan mulai 31 Oktober 2017. Namun dalam praktiknya, masih banyak masalah akibat transaksi non tunai tersebut.
Contoh yang paling sering terjadi ketika isi saldo di dalam uang elektronik tidak mencukupi. Akibatnya, portal tol tidak terbuka dan membuat antrean mobil yang berujung kemacetan.
"Masih sering terjadi memang, tapi biasanya mereka langsung pinjam (uang elektronik) kendaraan di belakang. Padahal tiap kali mereka tapping, itu kan pasti ada informasi mengenai sisa saldo yang mereka punya di kartu, seharusnya mereka bisa antisipasi," kata APV Toll Collection Management Jasa Marga Fitri Wiyanti kepada Kompas.com, Rabu (6/12/2017).
Baca juga : Janji-janji Jasa Marga Setelah Naikkan Tarif Tol Dalam Kota
Selain itu, menurut dia, belum ada sanksi maupun solusi bagi pengendara yang menyebabkan kemacetan di pintu tol. Padahal transaksi non tunai diyakini mengurangi kemacetan di jalan tol.
"Sampai saat ini memang kami belum ada sanksi, sebenarnya juga bukan jadi wewenang kami untuk itu (memberikan sanksi). Tetapi kami selalu antisipasi juga, contohnya dengan melakukan penjualan kartu di pintu tol, lalu menambah titik pengisian ulang," ucap Fitri.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.