Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Parkir Meter Era Ahok di Mata "Jukir"

Kompas.com - 07/12/2017, 08:50 WIB
Stanly Ravel

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin parkir meter di Jakarta yang dulu digagas Basuki Tjahja Purnama alis Ahok tahun 2015 saat dia menjabat sebagai gubernur kini mulai ditinggalkan. Sebagian karena kondisinya rusak. Penyebab lain adalah orang malah menggunakan mesin itu.

Mesin parkir meter yang tidak terpakai bisa ditemui di kawasan Falatehan, Jakarta Selatan. Beberapa mesin memang tak berfungsi.

Menurut Hardi, juru parkir (jukir) di kawasan tersebut, keberadaan mesin tersebut kurang efektif.

"Jarang yang pakai, mereka (masyarakat) itu rata-rata pada nggak punya kartu, apalagi yang pakai motor. Jadinya kita-kita (jukir) juga yang nge-tap, terus mereka bayar pakai uang cash," kata Hardi, Rabu (6/12/2017).

Selain tak memiliki kartu, warga juga malas menggunakan mesin parkir karena dinilai terlalu mahal, apalagi dengan kondisi lahan parkir yang seadanya.

Baca juga : Banyak Mesin Parkir Meter yang Rusak di Falatehan

Kondisi itu juga diakui Narsin, jukir di sekitar ruko kawasan Falatehan. Menurut Narsin konsumen yang mengeluh rata-rata pengguna mobil.

"Mobil satu jam pertama Rp 5.000, kondisinya parkiran ini kan di pinggir jalan, mereka anggap kemahalan kalau tiap jam berikutnya Rp 5.000 lagi," kata Nursin.

"Biasanya mereka parkir di pinggiran paling cuma kasih Rp 2.000 sampai Rp 3.000 sudah cukup. Ini malah seperti di mall," tambah Nursin.

Mulai Senin lalu, ujar dia, sistemnya kembali ke model manual, menggunakan karcis parkir.

"Senin kemarin sih kami sudah disuruh pakai manual lagi, jadi balik ke awal. Untuk mesin belum ada kabar mau di tarik atau tidak, isunya cuma menunggu ada vendor baru sampai Februari (2018)," kata Hardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com