JAKARTA, KOMPAS.com - Dokter Anak Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Dedet Hidayati mengatakan, saat ini ada delapan pasien yang menjalani isolasi karena diduga mengidap penyakit difteri.
Dedet mengatakan, kedelapan pasien tersebut telah mendapat perawatan dan menunggu hasil pemeriksaan untuk menentukan apakah positif mengidap difteri atau tidak. Kedelapan pasien itu terdiri dari 3 pasien dewasa dan 5 anak-anak.
"Yang sedang dirawat di ruang isolasi ada delapan orang. Masih diduga mengidap difteri, menunggu hasil pemeriksaan," ujar Dedet saat dihubungi Kompas.com, Jumat (8/12/2017).
Dedet mengatakan, kedelapan pasien tersebut datang di waktu yang berbeda. Ada yang tiba di rumah sakit Jumat ini, Kamis (7/12/2017) kemarin, dan ada pula yang telah menjalani perawatan sejak pekan lalu.
Selain dari Jakarta, para pasien berasal dari daerah lain, termasuk Jawa Barat.
Baca juga : Anies: Jakarta Butuh Rp 70 Miliar untuk Vaksin Difteri
Sebagai rumah sakit rujukan, kata dia, hampir setiap bulan RSPI Sulianti Saroso menerima pasien penderita difteri.
Sejak Januari hingga awal Desember 2017, ada 57 pasien difteri dari berbagai daerah yang dirawat. 3 pasien diantaranya meninggal dunia. Mereka yang meninggal adalah anak-anak.
Baca juga : Imunisasi Difteri Serentak Akan Dilakukan di 5 Wilayah DKI hingga Kepulauan Seribu
"Mereka datang ke rumah sakit kondisinya sudah berat. Ada komplikasi juga dan tidak mendapat imunisasi," ujar Dedet.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Koesmedi Priharto mengatakan, serangan wabah penyakit difteri di Jakarta terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, tahun ini wabah penyakit mematikan tersebut disebutnya sebagai kejadian luar biasa.
Baca juga : Kasus Difteri di Jakarta Meningkat dari Tahun Sebelumnya, 2 Orang Meninggal
Ia mengatakan, pada 2016 terdapat 17 kasus dengan 1 kematian, sedangkan tahun 2017 meningkat menjadi sebanyak 25 kasus dengan 2 kematian. Umumnya, wabah penyakit dikategorikan sebagai KLB jika korban dari wabah ini meningkat hingga 2 kali lipat.