Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mesin Parkir Meter di Hayam Wuruk dan Asemka Masih Digunakan

Kompas.com - 12/12/2017, 17:19 WIB
Setyo Adi Nugroho

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mesin parkir meter di beberapa kantung parkir di DKI Jakarta digantikan dengan sistem karcis manual, seperti di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Utara dan Faletehan, Jakarta Selatan.

Di dua wilayah tersebut, mesin parkir meter tampak tidak digunakan meski masih berfungsi dengan baik.

Pemandangan berbeda justru terlihat di wilayah Asemka hingga Hayam Wuruk, Jakarta Barat. Para juru parkir di kawasan ini masih menggunakan mesin parkir meter untuk mencatat para pengguna parkir.

Baca juga : Meski Tak Lagi Digunakan, Parkir Meter di Kelapa Gading Berfungsi Normal

Wilayah Asemka misalnya, di sepanjang jalan di bawah flyover Asemka, tepatnya Jalan Petak Baru, juru parkir mencatat setiap nomor motor yang masuk satu demi satu.

Setelah itu, ia akan menuju mesin parkir dan memasukkan nomor-nomor tersebut untuk mendapatkan struk parkir.

"Banyak yang tidak pakai kartu elektronik jadinya biar mudah kita catat. Mereka parkir, kita catat nomor, masukkan ke mesin, nanti struk kita kasih. Begitu juga yang roda empat," ucap seorang petugas parkir yang enggan disebut namanya, Selasa (12/12/2017).

Hal yang sama didapati di kawasan Hayam Wuruk. Di kawasan tersebut, mesin parkir masih bekerja dengan baik dan digunakan oleh juru parkir yang mengenakan seragam resmi Dinas Perhubungan DKI.

"Kalau di wilayah lain yang tidak digunakan saya tidak tahu. Tapi di sini masih digunakan dengan baik. Wilayahnya sampai ke arah Harmoni, masuk ke Tamansari," ucap Safrudin, juru parkir di wilayah Lenditevez.

Baca juga : Kontrak Parkir Meter di 3 Wilayah Habis, Bayar Parkir Kembali Manual

Saat dihubungi Kompas.com, Camat Taman Sari Firmanudin menyampaikan, parkir meter memang masih digunakan di wilayahnya.

Terkait rencana penggantian operator parkir meter pada tahun depan, ia menolak berkomentar.

"Saya takut keluarkan statement, nanti salah, tetapi mesin semua masih normal kita pakai. Kita cuma jaga saja biar aset tersebut tidak dinakali. Semua tanggung jawab tetap berada di UPT Parkir," ucap Firman.

Kompas TV Terkait beredar kabar, lahan parkir dikuasai preman dan 5 mesin parkir meter hilang,
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com