Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Akan Tes Kejiwaan Ibu yang Bunuh Bayinya di Tangsel

Kompas.com - 20/01/2018, 15:19 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi akan memeriksa kondisi kejiwaan Yuninda (21), pekerja rumah makan di kawasan Tangerang Selatan, yang tega membunuh bayinya sendiri dengan sebilah pisau. Pemeriksaan untuk mengetahui apakah Yuninda mengalami masalah kejiwaan hingga tega membunuh buah hatinya sendiri.

"Nanti ada pemeriksaan psikologi, jadi kami lihat hasilnya, baru kami sampaikan," ujar Kapolres Tangerang Selatan AKBP Fadli Widianto saat dihubungi, Sabtu (20/1/2018).

Fadli menerangkan, saat ditanyai penyidik Yuninda lebih banyak diam. Dia seperti orang kebingungan.

"Sampai saat ini masih kelihatan bingung. Sepertinya tidak menyadari apa yang dilakukan, kami juga sedang berproses kembalikan kesehatan karena habis melahirkan, banyak pendarahan," kata Fadli.

Baca juga : Seusai Melahirkan, Perempuan di Tangsel Bunuh Bayinya

Ia menduga, Yuninda tega menghabisi nyawa bayinya karena malu hamil di luar nikah.

"Dugaan sementara sih karena malu tidak ada suaminya. Anak yang tidak diinginkan," ucap Fadli.

Yuninda membunuh bayinya di rumah makan Bebek Janda di kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Sabtu lalu.

Kepada polisi Yuninda mengatakan, sehari sebelumnya dia merasa sakit perut. Dia lalu mengurut perutnya di dapur rumah makan itu dengan menggunakan tangan dan minyak kayu putih.

Hal tersebut dilakukan agar bayi dalam kandungannya bisa keluar. Bayinya memang akhirnya lahir. Setelah bayi itu lahir, Yuninda menggunakan pisau untuk memotong tali pusar. Dengan pisau itu pula Yuninda melukai tubuh bayinya hingga meninggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com