1. Kisruh soal Lift di Rumah Dinas Gubernur Anies
Dalam situs sistem informasi rencana umum pengadaan (SIRUP) Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), sirup.lkpp.go.id, tertulis anggaran pengadaan elevator atau lift rumah dinas Gubernur DKI Jakarta sebesar Rp 750,2 juta.
Pada Selasa (23/1/2018) pukul 12.20 WIB, dalam situs tersebut disebutkan pengadaan elevator tersebut dilakukan dengan skema pengadaan langsung.
Namun, pada Rabu (24/1/2018) pukul 16.20 WIB, situs tersebut menyebutkan pengadaan elevator di Rumah Dinas Gubernur DKI Jakarta yang berada di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, dilakukan dengan skema lelang umum.
Perlukah rumah dinas dua lantai itu dipasangi lift? Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan ada salah input data mengenai lift. Gubernur Anies mengaku tidak tahu.
Bagaimana cerita soal rencana lift itu? Baca selengkapya di sini.
Baca juga: Rumah Dinas Enggak sampai Lantai 3, Enggak Perlu Lift
2. Survei LSI: 5 Partai di DPR Terancam Tak Punya Kursi Lagi
Lima partai politik lama yang ada di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) saat ini terancam tak lolos kembali ke parlemen pada periode selanjutnya. Hal ini diketahui berdasarkan Survei Lingkaran Survei Indonesia Januari 2018.
"PPP, Nasdem, PKS, PAN, dan Hanura istilahnya masih ngeri-ngeri sedap untuk bisa lolos parliamentary threshold 2019," kata peneliti LSI Rully Akbar saat merilis hasil surveinya di Kantor LSI, Jakarta, Rabu (24/1/2018).
Untuk mendapatkan kursi di DPR, partai politik harus meraih minimal 4 persen suara sah nasional pada pemilu legislatif 2019 mendatang.
Namun, hasil survei itu menunjukkan hasil yang mengkhawatirkan bagi PPP, Nasdem, PKS, PAN, dan Hanura. Suara partai-partai yang sudah berpengalaman di pemilu sebelumnya itu berada di bawah ambang batas.
Baca selengkapnya di sini. Baca juga: Survei LSI: PDI-P dan Golkar Akan Bersaing pada Pemilu 2019
2. Kisah Setya Novanto yang Ditinggal Teman-temannya
Novanto kini praktis sendirian menghadapi kasusnya di depan meja persidangan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi. Teman-temannya yang dulu berada di sekelilingnya tak lagi kelihatan.
Ada yang mengatakan, kedudukan dan status sosial memengaruhi hubungan seseorang dengan teman atau orang-orang terdekatnya. Hal itu tampaknya berlaku juga pada diri Setya Novanto.
Sejak menyandang status sebagai tersangka, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu mulai kehilangan pendukung.