Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpengaruh Berita Hoaks Para Lansia Padati Kantor Pusat Transjakarta

Kompas.com - 30/01/2018, 14:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga lanjut usia (lansia) memadati kantor PT Transjakarta di kawasan UKI, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (30/1/2018). Mereka datang berbondong-bondong untuk mengurus kartu transjakarta lansia.

Antrean para lansia terlihat mulai dari pintu masuk gedung. Begitu masuk ke area lobi, para lansia juga sudah memadati area pendaftaran pembuatan kartu.

Pihak Transjakarta sampai membuka ruang aula di lantai dasar untuk menampung para lansia, baik yang akan mendaftar maupun mengambil kartu yang sudah jadi.

Selain di dalam gedung, antrean panjang para lansia juga tampak di area penjemputan yang disediakan.  Para lansia itu datang dari berbagai wilayah di Jakarta.

Baca juga : Sopir Angkot Tanah Abang Minta Transjakarta Explorer Tak Beroperasi

Mereka mengeluhkan layanan pengurusan kartu yang sangat panjang antreanya.

"Saya dari Cikini, datang dari jam 9 pagi tadi, baru kelar kasih berkas jam 12-an. Mengurusnya sebentar tapi antrinya yang gila, Mas," kata Sudirman, salah satu dari mereka.

Para lansia mengantre bikin kartu transjakarta di kantor pusat transjakarta, Jakarta Timur, Selasa (30/1/2018)Stanly Ravel Para lansia mengantre bikin kartu transjakarta di kantor pusat transjakarta, Jakarta Timur, Selasa (30/1/2018)
Rohina, nenek berusia 78 tahun dari Pasar Minggu, Jakarta Selatan, mengatakan harusnya layanan itu tidak dipusatkan di kantor transjakarta. Pemusatan telah membuat lansia se-Jakarta menumpuk di Cawang.

"Infonya besok hari terakhir daftar, jadi kami ke sini. Kan lebih enak kalo tiap wilayah ada, apa itu di halte, kelurahan, atau camat. Kami nih sudah tua, capek kalau nunggu antrean begini," kata Rohina yang datang bersama lansia lainnya.

Ane dari Slipi, Jakarta Barat, juga menyarankan agar ada posko terdekat berdasarkan wilayah.

"Sudah jauh datang, di sini lama antrenya. Kenapa tidak dibuat per wilayah saja gitu," kata Ane yang datang bersama bersama suaminya.

Kepala Humas PT Transjakarta Wibowo mengatakan, penumpukan para lansia itu akibat pemberitaan di sejumlah media sosial yang tidak benar. Menurut Wibowo, kabar bohong itu menyebutkan, pendaftaran untuk mendapatkan kartu transjakarta lansia hanya sampai 31 Januari ini di kantor pusat Transjakart.

"Mereka datang karena dapat informasi yang tidak benar dengan mengatakan pendaftaran TJ Card hanya sampai 31 Januari di kantor pusat Transjakarta," kata Wibowo.

Menurut dia, yang benar adalah tidak ada batas waktu soal daftar. Hanya saja, nanti para lansia tidak boleh lagi hanya tunjukan KTP saat naik transjakarta tetapi harus punya kartu TJ Catd sesuai Pergub yang ditetapkan.

"Jadi informasi soal terakhir 31 Januari itu hoaks," kata Wibowo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com