JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pihak menduga ada unsur politis di balik aksi demonstrasi sopir angkot Tanah Abang. Tidak jelas siapa yang dituju dengan tudingan itu.
Kecurigaan itu disampaikan sejumlah pihak saat mengomentari permintaan sopir angkot yang ingin Jalan Jatibaru dibuka kembali. Jalan itu ditutup Pemerintah Provinsi DKI Jakarta demi mengakomodasi keinginan para pedagang kaki lima (PKL).
Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan di Balai Kota, Selasa (30/1/2018), menyerukan agar penataan Tanah Abang tidak dipolitisasi.
"Intinya kami akan bicarakan baik-baik dan saya juga berharap semua pihak lihatlah ini sebagai sebuah cara untuk menyelesaikan problem di tempat itu (Tanah Abang). Jadi, harapannya jangan dipolitisasi karena ini insya Allah untuk kebaikan semuanya," kata Anies.
Baca juga: Sopir Angkot: Kami Bukan Preman yang Tak Demo kalau Tanpa Nasi Kotak
Kecurigaan itu juga diungkapkan Organda. Dewan Pembina Unit Organda Angkutan Lingkungan DKI Petrus Tukimin menduga ada yang menunggangi demo sopir angkot Tanah Abang.
Ia mengatakan, seharusnya Selasa kemarin para sopir angkot berbicara dengan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andri Yansyah. Namun, para sopir angkot memilih turun ke jalan, berdemonstrasi.
Sopir angkot juga berkeras meminta Jalan Jatibaru dibuka. Padahal, sebelumnya mereka punya solusi alternatif yang berbeda selain menuntut pembukaan Jalan Jatibaru. Petrus menduga, ada provokator di balik aksi itu.
"Terjadi memang berbagai macam friksi yang kelihatannya saya lihat sudah berbau politis. Saya anjurkan jangan ikuti kemauan orang tertentu yang memang ingin ini politis. Ini ada yang tunggangi, minta pokoknya harus dibuka," ujar Petrus.
Tidak dilaporkan
Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan juga mencurigai adanya provokator. Namun, Shafrugan tidak melaporkan hal tersebut kepada polisi karena dia tidak tahu siapa pihak yang memolitisasi aksi unjuk rasa dan aksi mogok itu.
"Kami kan enggak tahu siapa obyeknya. Jadi, susah mau melapor," kata Shafruhan.
Shafruhan mengatakan, para sopir angkot juga diancam agar mau mengikuti demo. Beberapa sopir angkot menceritakan hal itu kepada Shafruhan.
Baca juga: Saya Akan Luluskan Kemauan Sopir Angkot Kecuali Buka Jalan Jatibaru
"Kami undang sopir, kami tanya sopirnya, dia merasa diancam," ujar Shafruhan.
Tidak semua sopir angkot ingin berunjuk rasa. Shafruhan mengatakan, ada oknum yang menggerakan sopir untuk berdemonstrasi.
"Sabtu-Minggu yang lalu, itu jadi sudah kami kumpulkan pengemudi-pengemudi M08, M10 itu. Sebenarnya mereka tidak mau ada demo," kata Shafruhan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.