JAKARTA, KOMPAS.com - Program One Karcis One Trip atau OK Otrip (transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan) diuji coba sejak 15 Januari 2018 hingga pertengahan April.
Saat ini, baru ada dua koperasi angkot yang bergabung dalam uji coba OK Otrip, yakni Budi Luhur dan KWK. Lalu, apa saja kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan uji coba tersebut?
Ketua Koperasi Budi Luhur Saut Hutabarat mengatakan, pihaknya menemukan masih banyaknya penumpang yang tak memiliki kartu OK Otrip.
Dari hitungannya, ada 70-an persen masyarakat pengguna angkot OK Otrip yang tak memegang kartu tersebut.
Dari penjelasan para penumpang, kata Saut, mereka tidak mengetahui di mana harus membeli kartu tersebut.
Padahal, dengan adanya kartu itu, nantinya bisa diketahui rute yang sering dinaiki atau dibutuhkan oleh masyarakat.
Baca juga : Curhat Sopir Angkot yang Senang Gabung Ok Otrip
Untuk itu, Saut berharap PT Transjakarta selaku penyedia kartu tersebut bisa lebih gencar menyosialisasikan cara mendapatkan kartu OK Otrip.
"Bisa 50-70 persen (yang tidak memiliki kartu). Saya sudah minta beberapa pengemudii nanti ditanya apakah bapak atau ibu yang sudah memiliki kartu," ujar Saut saat dihubungi, Senin (19/2/2018).
Saut juga menemukan beberapa mesin tapping yang ada di angkot mengalami kerusakan dan tidak bisa diakses. Saut mengakui, sebulan masa uji coba, penumpang yang diangkut masih sedikit.
Jika dirata-ratakan, untuk satu trip hanya mengangkut enam penumpang per hari. Salah satu penyebab hal tersebut, kata Saud, yakni posisi rambu untuk angkot berhenti yang tidak sesuai.
"Nah karena beberapa rambu yang telah ditunjuk PT Transjakarta itu kadang kala tidak sesuai dengan kantong-kantong penumpang yang naik dan turun. Sampai sekarang belum diperbaiki. Kita sudah ajukan permohonan untuk penambahan dan perbaikain, sampai sekarang belum," ujar Saut.
Baca juga : Belum Banyak yang Tahu OK Otrip Ini Masih Gratis, kalau Tahu Pasti Ramai
Pelaksana Tugas Ketua Koperasi Wahana Kalpika (KWK) Abdul Gofur mengatakan, dalam pelaksaan uji coba OK Otrip, pihaknya harus menalangi terlebih dahulu seluruh biaya yang dikeluarkan.
Biaya tersebut seperti gaji sopir, dan biaya operasional lainnya. Abdul mengatakan, dana talangan yang telah dikeluarkan sejak uji coba OK Otrip dimulai lebih dari Rp 200 juta.
Pihaknya telah mengajukan pencairan pembayaran kepada Pemprov DKI, dan kini masih diproses.
"Pembayaran prosesnya sudah jalan, tapi belum masuk. Iya betul, kami nalangi dulu untuk bensin dan pengemudi itu banyak juga itu ya sekitar Rp 200-an juta. Iya memang sudah banyak habis juga sebenarnya He he he he," ujar Abdul.
Sejumlah rute OK Otrip telah beroperasi yaitu, OK 2 dengan rute Kampung Melayu-Duren Sawit, OK 3 rute Lebak Bulus-Pondok Labu, OK 4 rute Grogol-Angke, OK 5 rute Semper-Rorotan, dan OK 6 rute Kampung Rambutan-Pondok Gede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.