Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Safei, Penarik Perahu Eretan di Muara Karang sejak 1989

Kompas.com - 15/03/2018, 19:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah hampir 30 tahun, Safei menggantungkan hidupnya di atas perahu seluas 2x10 meter.

Hampir setiap hari, ia melayani puluhan hingga ratusan pengendara motor yang menumpangi perahu eretan untuk menyeberangi Kali Cagak, Jakarta Utara.

Safei mulai menarik perahu eretan pada 1989.

Ia mengaku saat itu hanya meneruskan pekerjaan yang diwariskan seorang temannya.

"Kami, mah, dulu cuma meneruskan saja pekerjaan teman, keterusan sampai sekarang. Lagipula saya enggak tahu juga mau kerja apa lagi," kata Safei saat ditemui Kompas.com, Kamis (15/3/2018).

Baca juga: Sensasi Menyeberang dengan Perahu Eretan di Muara Karang...

Safei bukan satu-satunya awak yang mengoperasikan perahu eretan. 

Ia menuturkan, ada 7 orang lainnya yang bergantian menjadi 'nakhoda' perahu eretan. Safei menarik perahu eretan pukul 12.00-16.00. 

Puluhan tahun menarik eretan, Safei dan teman-temannya tinggal di sebuah gubuk yang tidak jauh dari lokasi perahu eretan.

Safei juga harus rela hidup terpisah dengan keluarganya. 

Baca juga: Pengendara Sepeda Motor Pilih Naik Eretan demi Hindari Macet

Setiap harinya, Safei bisa mendapat uang hingga ratusan ribu rupiah. Setiap pengendara motor hanya dikenakan ongkos Rp 2.000 untuk menyeberangi Kali Cagak. Tak jarang, pengendara motor memberi uang lebih untuknya. 

Dari penghasilannya, Safei bisa menyekolahkan kedua anaknya. Saat ini, anak pertamanya duduk di kelas 3 MTS dan anak keduanya duduk di kelas 1 MTS. 

"Di sini, kan, kami hidup bareng-bareng, jadi harus dibagi juga. Kadang kalau perahu bocor atau rusak, ya, kami ganti pakai uang itu juga," ujarnya. 

Safei selalu mengutamakan keselamatan penumpang saat menarik perahu eretan.

Oleh sebab itu, ia tidak mengoperasikan eretan ketika hujan turun atau ketinggian air meningkat.

Baca juga: Mookervaart Bersih, Eretan Berjaya

Safei menceritakan pengalamannya saat beberapa penumpang mengalami musibah saat naik eretan.

"Kalau terpeleset terus nyebur, ya, pasti ada saja, yang hanyut sampai pinggir kali juga ada. Alhamdulillah semua selamat," kata Safei.

Satu-satunya hal yang ia keluhkan saat menarik eretan adalah banyaknya sampah yang mengambang di Kali Cagak.

Kompas TV Nelayan tidak berani melaut, aktivitas di pelelangan ikan pun sepi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com