Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CW Akan Laporkan LPAI ke Polisi

Kompas.com - 20/03/2018, 09:05 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengacara CW (60), Thomas Edison, mengatakan bahwa pihaknya berencana melaporkan Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) ke polisi.

Sebab, Thomas menilai LPAI telah menyudutkan CW atas laporannya yang menduga adanya eksploitasi, penelantaran anak, hingga dugaan penganiayaan yang dilakukan CW terhadap kelima anak adopsinya.

"Nanti kami akan musyawarahkan dulu dengan beliau (CW) ada beberapa pihak yang kami klarifikasi untuk terkait kita laporkan, yang pasti LPAI akan kami laporkan," ujar Thomas saat mendampingi CW diperiksa di Mapolda Metro Jaya, Senin (19/3/2018).

Thomas mengatakan, selain LPAI, ada pihak-pihak yang dinilainya telah menyudutkan CW terkait tuduhan yang menurut dia tidak dilakukan kliennya itu. Namun, Thomas masih enggan menyebutkan identitas pihak yang dimaksudnya itu.

Baca juga : CW Mengikutkan Anaknya Homeschooling karena Trauma Bom Thamrin

Soal tuduhan penganiayaan terhadap FA, salah satu anak adopsi CW, Thomas mengatakan bahwa kliennya itu tidak mungkin melakukan penganiayaan terhadap anak yang sengaja diadopsi dan dibesarkannya selama 15 tahun.

Thomas juga menyampaikan, penyidik akan melakukan visum terhadap FA dan anak lainnya. Thomas pun yakin, dari hasil visum tersebut, akan terbukti bahwa CW tidak seperti yang dutuduhkan selama ini.

"Kami klarifikasi apa yang diberitakan oleh media itu tidak benar, contohnya tentang penganiayaan, bagaimana Oma (CW) ini sudah merawat anak sejak 15 tahun tinggal di hotel, diberikan penghidupan yang layak, dijaga, dididik dengan baik, dan dia dianggap seorang penjahat itu enggak bisa," ujar Edison.

Baca juga : Polisi Akan Gali Awal CW Adopsi 5 Anak dan 10 Tahun Menginap di Hotel

LPAI melaporkan terjadinya dugaan eksplotasi anak yang dilakukan CW terhadap kelima anak adopsinya.

LPAI mengetahui hal tersebut dari laporan salah satu warga yang mengetahui hal tersebut dari FA, anak adopsi CW yang kabur karena mengaku tidak tahan dengan perlakuan CW.

LPAI melaporkan kejadian itu ke polisi. Kemudian, polisi menindaklanjuti laporan itu dengan mendatangi hotel tempat menginap CW.

LPAI mengatakan, dari keterangan FA, dia pernah dianiaya bahkan disuruh tidur di kamar mandi hotel. FA, kata LPAI juga mengaku mendapatkan perlakuan diskriminatif yang dilakukan CW.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com