Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT "Groundbreaking" Pengolahan Sampah Termal di TPST Bantargebang

Kompas.com - 21/03/2018, 14:27 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melaksanakan groundbreaking pembangunan proyek percontohan pengolahan sampah proses termal di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (21/3/2018).

Hal ini merupakan tindak lanjut kesepakatan bersama mendukung pembangunan kota Jakarta dalam penerapan teknologi pengolahan sampah.

Kepala BPPT Unggul Priyanto mengatakan, kota besar seperti Jakarta menghasilkan 7.000 ton sampah setiap harinya.

Baca juga: Tangsel Kekurangan Tempat Pengolahan Sampah

Ini memerlukan solusi teknologi yang dapat memusnahkan sampah secara tepat, signifikan, dan ramah lingkungan.

"Teknologi ini sudah terbukti di negara maju seperti Jerman dan Jepang. Proyek percontohan ini, mulai dari desain sampai kontraktornya dari Indonesia," ujar Unggul. 

Teknologi pengolahan sampah ini dilengkapi sarana pengendalian pencemaran baik air mau pun udara yang diklaim aman terhadap lingkungan.

Baca juga: Cilacap Bangun Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Pertama di Indonesia

Pengolahan sampah termal atau pengawetan dengan energi panas ini dibangun di atas lahan 7.000 meter persegi.

Selain itu, pengolahan sampah ini juga dapat menghasilkan listrik dari sampah dengan kapasitas 50 ton sampah per hari dengan hasil listrik 400 kilowatt.

Teknologi termal yang digunakan adalah tipe stoker-grate.

"Proyek percontohan ini diharapkan dapat selesai dalam waktu satu tahun ke depan. Setelah selesai, pengoperasiannya akan dilakukan BPPT dan Pemprov DKI yang diatur dalam perjanjian kerja sama," ucapnya. 

Baca juga: Menko Luhut Dorong Pengolahan Sampah Jadi Energi Listrik

Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Kemaritiman Ridwan Djamaluddin meminta masyarakat tidak melihat listrik yang dihasilkan dari proyek percontohan ini.

Namun, teknologi pengolahan sampah yang digunakan sudah seperti negara maju.

"Nantinya juga (teknologi pengolahan sampah termal) akan ada di 10 kota yang dibangun. Saat ini sudah mulai dan kami sedang bahas Perpres-nya bersama pihak terkait," ujar Ridwan.

Kompas TV Selain mengurangi dampak aroma tidak sedap, pengolahan sampah juga membantu meringankan beban warga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com