Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CW dan 5 Anak Adopsi Menginap 10 Tahun di Hotel, Pegawai Diperiksa Polisi

Kompas.com - 02/04/2018, 18:01 WIB
Sherly Puspita,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, penyidik telah memeriksa karyawan hotel di Jakarta Barat tempat CW (64) bersama kelima anak adopsinya tinggal selama bertahun-tahun.

"Dari hotel (Peninsula dan Twin Hotel) semua dibayar, tidak ada tunggakan. Minggu depan karyawan hotel di Jakarta Pusat (Le Meridien) mau diperiksa," kata Argo di Mapolda Metro Jaya, Senin (2/4/2018).

Selain itu, polisi juga memeriksa Yohana yang merupakan tetangga CW di daerah Kramat, Jakarta Pusat dan Rini, mantan guru les yang akan mengadopsi salah satu anak angkat CW berinisial FA.

Baca juga: CW Lakukan Penyekapan atau LPAI Bikin Fitnah?

"Sudah diperiksa (Rini dan Yohana), tetapi saya belum dapat informasi hasil pemeriksaannya," ujarnya. 

Kasus CW bermula ketika FA (14), salah satu anak adopsi CW, melarikan diri dari sebuah hotel di Jakarta Pusat, tempat keluarga itu menginap selama sekitar dua tahun.

CW dan 5 anak adopsinya tinggal 10 tahun dan berpindah-pindah di hotel. 

Baca juga: Cerita CW yang Berupaya Kembalikan 5 Anak Adopsi ke Orangtua Masing-masing

Saat itu, FA lari ke rumah Yohana.

Di rumah Yohana, FA bertemu Rini. Kepada Rini, FA menceritakan perlakuan CW yang diterimanya.

Rini lalu berkeinginan mengadopsi FA.

Baca juga: Pekan Depan, Polisi Periksa 2 Saksi Terkait Kasus CW

Ia mengajak FA ke Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) untuk meminta bantuan pengurusan adopsi karena diketahui FA tidak punya data pribadi yang lengkap.

LPAI lantas melaporkan CW dengan dugaan penyekapan anak adopsi.

Lewat kuasa hukumnya, CW melaporkan balik LPAI ke polisi dengan tuduhan melakukan fitnah.

Baca juga: CW Sebut Bayar Menginap di Hotel Selama 10 Tahun dengan Voucher Pemberian

Kamis (22/3/2018), CW melaporkan Kepala Bidang Pemenuhan Hak Anak LPAI Reza Indragiri ke Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Kompas TV Aksinya pun terbongkar, karena ibu kandung pelaku curiga melihat anaknya pulang usai melahirkan tanpa membawa serta bayinya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com