Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Pembunuhan di Cawang...

Kompas.com - 19/04/2018, 11:42 WIB
Stanly Ravel,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tidak sampai 24 jam, Polres Jakarta Timur akhirnya dapat menangkap Petrus Paulus Ualubu (21), pelaku pembunuhan Ali Rahman (34).

Ali dibunuh Petrus, Senin (16/4/2018), sekitar pukul 19.00 WIB di Gang Waru, Kelurahan Cawang, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Polisi dapat melacak, lalu meringkus Petrus di kediaman kakaknya, di Cikarang Selatan, Selasa (17/4/2018), sekitar pukul 06.30 WIB.

Dari hasil penyelidikan, terungkap alasan Petrus tega menghabisi Ali dipertemuan pertamanya. Berikut beberapa poin yang dihimpun dalam kasus pembunuhan ini ;

1. Berawal dari grup WA LGBT

Awal komunikasi Petrus dan Ali, berangkat dari group WhatsApp (WA) yang berisikan para pria penyuka sesama jenis bernama 'Friends Jakarta'. Petrus tiba-tiba di-invite bergabung, dan kemunculannya langsung menjadi bahan incaran Ali.

Baca juga : Marah Dimasukkan ke Grup WhatsApp LGBT, Pria Ini Bunuh Seorang Warga di Cawang

"Pelaku ini dimasukan WA group sesama jenis, atau kerennya LGBT. Padahal, pelaku (Petrus) ini tidak suka hal itu (bukan gay)," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Sapta Maulana Marpung, kepada wartawan saat jumpa pers, Rabu (18/4/2018).

Ali yang tertarik dengan Petrus, mencoba untuk langsung mengontak secara pribadi ke nomor pelaku. Bahkan, korban meminta pelaku untuk mengirimkan foto tanpa busana, namun pelaku menolak.

2. Pelaku kesal dengan korban

Petrus geram dengan tingkah Ali yang terus mengajaknya bertemu untuk berhubungan sesama jenis. Petrus mengaku dirinya normal, bukan penyuka sesama jenis.

Ali memaksa Petrus untuk bertemu pada Sabtu (14/4/2018), namun pertemuan tersebut gagal.

Baca juga : Pembunuh Pria di Cawang Kesal karena Diajak Berhubungan Intim Sesama Jenis

Tidak berhenti di situ, lagi-lagi Ali mencoba untuk mengejar Petrus hingga akhirnya terjadi kesepakatan bertemu di hari Senin kemarin, di Kawasan UKI, Jakarta Timur.

"Pelaku di chat oleh korban dari hari Jumat (13/4/2018), lalu Sabtu minta ketemu, tidak jadi. Senin ketemu, karena kesal, pelaku meminjam sangkur dari temannya," ujar Sapta.

3. Tidak berencana membunuh

Petrus akhirnya menyanggupi bertemu Ali hari Senin. Pelaku yang membawa sangkur, hendak memberi pelajaran ke korban.

Setelah bertemu di depan Rumah Sakit UKI, pelaku membawa korban ke belakang Kampus UKI, dan langsung menusuk korban di dada sebelah kiri, dan dilanjutkan dengan tusukan lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com