Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Lurah Kramatjati yang Dipuji Anies karena Selamatkan Aset DKI Rp 110 Miliar...

Kompas.com - 15/05/2018, 18:36 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Kramatjati Husin Abdullah menerima penghargaan Pemprov DKI Jakarta atas kegigihannya menyelamatkan aset DKI di wilayahnya.

Aset yang dimaksud adalah Lapangan Hek di Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, dengan nilai lebih dari Rp 110 miliar.

"Luasnya lebih kurang 7.200 meter persegi. Saat ini masih dalam gugatan hukum, (pihak) yang ingin menguasai lahan tersebut agar pindah tangan dari Pemprov DKI menjadi milik perorangan," kata Husin usai menerima penghargaan di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Selasa (15/5/2018).

Baca juga: Lurah Ini Tiba-tiba Dipanggil Anies, Dipuji karena Selamatkan Aset DKI

Husin menceritakan, lapangan yang biasa digunakan warga sekitar itu dulunya adalah tanah desa.

Ketika pemerintahan berubah bentuk, lahan itu otomatis di bawah penguasaan lurah setempat, kala itu Lurah Makasar.

Namun, pada 2005, seorang warga Bidaracina bernama Wan Ahmad dan ahli warisnya mengklaim kepemilikan lahan tersebut dengan menggugat Lurah Kramatjati saat itu.

Baca juga: DKI Cek Aset LBH yang Didanai APBD

Wan Ahmad dan ahli warisnya menang karena memegang selembar eigendom verponding dari zaman kolonial.

Husin sendiri baru menjadi Lurah Kramatjati pada 2015.

Ditemukannya bukti baru mendorong ia berjuang mengembalikan lahan itu kembali ke Pemprov DKI.

Baca juga: Valverde: Iniesta adalah Guru dan Aset Berharga bagi Barcelona

"Anaknya mantan Lurah Makasar tinggal di Kelurahan Kramatjati. Nah, karena dulu bapaknya lurah, surat itu sebagai tanah desa dia pegang. Cuma karena sudah meninggal, kan, lupa ngasih tahu begitu. Pada saat digugat (tahun 2005) enggak sempat Pemprov DKI menerima surat itu," ujarnya. 

Surat girik tanah desa itu akhirnya diserahkan ke Husin.

Bermodal keyakinan itu, Husin meminta bantuan Biro Hukum DKI mendaftarkan gugatan perdata.

Diintimidasi

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Lurah Kramat Jati Husni Abdullah yang menerima penghargaan karena berhasil menyelamatkan aset, di Balai Kota DKI, Selasa (15/5/2018). KOMPAS.com/JESSI CARINA Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Lurah Kramat Jati Husni Abdullah yang menerima penghargaan karena berhasil menyelamatkan aset, di Balai Kota DKI, Selasa (15/5/2018).
Perjalanan gugatan itu tak mulus.

Husin bercerita, ia sempat diancam preman penjaga tanah itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com