Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penumpang KA yang Sebut Memiliki Teman Teroris Diduga Stres

Kompas.com - 27/05/2018, 19:29 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Manajemen PT KAI mengonfirmasi video yang viral di media sosial yang memperlihatkan seorang perempuan penumpang kereta api marah-marah kepada seorang polisi khusus kereta api (Polsuska). Perempuan itu, dalam vidoe tersebut, menyebut dirinya memiliki teman teroris yang telah diamankan.

Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Edy Kuswoyo, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (27/5/2018) mengatakan, perempuan berinisial DMR (31) tersebut diduga stres. Edy mengatakan, dari informasi yang didapatkan dari petugas di lapangan, kejadian tersebut terjadi Jumat dini hari lalu di sebuah rangkaian kereta api Jayakarta Premium tujuan Stasiun Pasar Senen, Jakart Pusat.

Baca juga: Banyak Orang Stres di Jakarta, Anies Ingin Ada Psikolog di Puskesmas

Edy menjelaskan, awalnya DMR yang duduk di gerbong premium 4 itu meminta kepada penumpang yang merupakan pasangan suami istri untuk membagikan jaringan WiFi.

Setelah satu jam menggunakan WiFi, DMR memberikan uang Rp 100.000. Namun ditolak oleh pasangan suami penumpang tersebut. Tiba-tiba, DMR marah dan memukul istri penumpang tersebut dengan sebuah botol air mineral sambil berteriak.

"Pelaku memukul si korban sambil bilang 'Kamu merebut suami saya'," kata Edy.

Saat mengetahui keributan tersebut, sejumlah Polsuska datang untuk melerai. Petugas kemudian memindahkan DMR ke gerbong 10/premium 10.

Setelah dipindahkan, DMR berbalik mendatangi gerbong 5/premium 5 sambil berbicara sendiri dengan nada tinggi. Hal tersebut membuat sejumlah penumpang resah.

Beberapa petugas kemudian memindahkan DMR itu ke gerbong 10/premium 10. Saat dipindahkan, DMR marah dan menantang petugas. DMR juga menyobek tiket serta uang kertas pecahan Rp 100.000. Petugas akhirnya memutuskan untuk menurunkan DMR di Stasiun Cirebon.

"Penumpang tersebut oleh tim Polsuska diajak bicara baik-baik. Namun, si penumpang tidak menerima seperti dalam video. Selanjutnya penumpang itu di turunkan di Stasiun Cirebon," ujar Edy.

Edy melanjutkan, saat diperiksa DMR memiliki tiket resmi. Namun, hal yang tidak lazim, petugas mendapati sejumlah uang kertas Rp 100.000 disobek-sobek oleh DMR.

Dalam video berdurasi 32 detik yang viral di internet, tampak penumpang tersebut duduk di kursi penumpang sambil menunjuk-nunjuk seorang Polsuska. Ucapan yang disampaikan perempuan tersebut terdengar melantur. Ia sempat menyinggung penangkapan teroris yang diakui sebagai temannya.

"Saya tantang Bapak sekarang, Bapak lihat saya nantang Bapak sekarang. Harga emas saya yang punya. Saya kemarin yang nendang..... Teman saya yang kalian tangkap, teroris teman-teman saya," kata perempuan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika dkk ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com