Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aiman Witjaksono
Jurnalis

Jurnalis

Rahasia Irfan Melawan Serangan Begal

Kompas.com - 04/06/2018, 11:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MUHAMMAD Irfan Bahri (MIB), pemuda berusia 20 tahun, berhasil mematahkan serangan kelompok pembegal di Jembatan Summarecon, Bekasi, Jawa Barat, pekan lalu. Padahal, Si Begal siap menerkam Irfan dan rekannya dengan celurit tajam!

Apa yang dilakukan Irfan kala itu sehingga serangan berbalik tertuju kepada Si Begal?

Kasus ini terkesan perampokan biasa seperti yang kerap terdengar di sejumlah media massa dan media sosial. Padahal ada yang berbeda dari kasus ini.

Pertama, kasus ini sempat membuat heboh karena awalnya polisi justru menetapkan korban begal, Irfan Bahri, sebagai tersangka pembunuh. Padahal, Irfan membunuh karena terdesak.

Kedua, kasus ini juga tidak biasa karena pembegal tewas di tangan korbannya. Biasanya, pembegal tewas karena dikeroyok massa yang main hakim sendiri.

Sehari tersangka, lalu direvisi

Saya mulai dari poin pertama.  Saya mewawancarai khusus Kapolres Bekasi Komisaris Besar Polisi Indarto atas peristiwa ini.

Pertanyaan saya, mengapa korban begal Irfan Bahri sempat ditetapkan sebagai tersangka sebelum akhirnya direvisi sebagai saksi?

Kapolres menjelaskan, ada slip of tongue alias salah memberikan pernyataan oleh Kasatreskrim Polres Bekasi AKBP Jairus Saragih atas kasus ini.

Ia pun meminta maaf atas kekhilafan ini seraya mengatakan bahwa ia bertanggung jawab atas apa yang terjadi dengan jajarannya.

Menurut Indarto, awalnya kasus ini sumir. Pasalnya, baik korban dan pelaku sama-sama terluka. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit berbeda, keduanya mengaku sebagai korban begal alias perampokan yang disertai dengan kekerasan.

Saat pembegal mengaku sebagai korban

Polisi sempat menduga ada dua kasus pembegalan. Namun, setelah dilakukan penyelidikan, ternyata hanya ada satu kasus. Pertanyaan berikutnya, siapa korban dan siapa pelaku?

Polisi kembali mengembangkan penyelidikan hingga sampailah  pada kesimpulan: Irfan adalah korban. Ceritanya, Irfan dan rekannya sedang melakukan swafoto alias selfie di jembatan Summarecon, Bekasi, sekitar pukul 1 dini hari, Rabu (23/5) pekan lalu.

Keduanya kemudian didatangi oleh dua orang yang mengendarai 1 sepeda motor dan membawa celurit. Kedua orang yang baru datang ini kemudian meminta telepon seluler (ponsel) Irfan dan temannya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com