Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkap Buaya di Dermaga Pondok Dayung Tanpa Membunuhnya

Kompas.com - 18/06/2018, 06:03 WIB
David Oliver Purba,
Caroline Damanik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Polisi Air Baharkam (Ditpolair) Polri dibantu TNI Angkatan Laut (AL) menggelar patroli pasca-penampakan buaya di Dermaga Pondok Dayung, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (15/6/2018).

Kepala Seksi Pertolongan dan Penyelematan Ditpolr Air Kompol Faried mengatakan, patroli dilakukan dengan menyisir dua kawasan, yakni Dermaga Pondok Dayung dan juga kawasan hiburan Pantai Ancol.

Informasi yang beredar, buaya jenis muara tersebut berenang ke arah barat atau menuju kawasan Pantai Ancol. Namun, belakangan informasi itu dibantah manajemen Ancol.

Baca juga: Buaya yang Terlihat di Dermaga Sunda Pondok Dayung Ditembak TNI AL

Patroli dilakukan dua hingga tiga kali sehari pada saat pagi menjelang siang. Hal itu karena biasanya buaya tersebut muncul kepermukaan pada waktu tersebut untuk berjemur.

Corporate Communication Ancol Taman Impian, Rika Lestari mengatakan, sangat kecil kemungkinan buaya dengan karakteristik buaya muara itu mengarah ke pantai yang memiliki tipe air asin.

"Selain itu area perairan Pondok Dayung terisolasi dengan umum dan berjarak sekitar 6 km dr pantai Ancol, jadi sangat kecil kemungkinan buaya tersebut berenang ke arah Ancol," kata dia ketika dihubungi, Jumat.

Baca juga: Kronologi Peristiwa Wanita Ditelan Ular Sanca hingga Ditemukan Tewas di Perut Ular

Tangkap hidup-hidup

Anggota TNI AL sempat menembak buaya yang muncul di dermaga pondok dayung atau yang berdekatan dengan Pangkalan TNI AL. Hal itu dilakukan karena dianggap buaya sepanjang hampir 3 meter itu membahayakan masyarakat dan anggota TNI.

Ketua Jakarta Animal Aid Network (JAAN) Benfica berharap pihak TNI AL menangkap hidup-hidup buaya tersebut. Adapun buaya muara itu termasuk hewan yang dilindungi.

Buaya tersebut diyakini bisa ditangkap tanpa harus membunuhnya. Caranya, penangkapan dilakukan malam hari dengan pencarian menggunakan sorot lampu.

Pantulan dari mata buaya berwarna kehijauan akan sangat terlihat ketika malam hari.

Baca juga: Pengelola Ancol Tepis Kabar Buaya Muara Masuk Pantai Ancol

Adapun pencarian buaya akan sulit dilakukan pada siang hari karena buaya merasa terganggu dengan kondisi lingkungan.

"Bisa ditangkap hidup-hidup. Kalau untuk me-rescue saya sarankan malam hari karena siang buaya terganggu. Kalau misalnya mau, ayo kami bantu me-rescue sama-sama," ujar Benfica saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (16/6/2018).

Kepala Seksi Pertolongan dan Penyelamatan Ditpol Air Kompol Faried mengatakan, fokus utama penanganan pada buaya tersebut adalah menangkap, bukan membunuh. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) untuk proses penangkapannya, termasuk dengan Basarnas dan Angkatan Laut.

"Kami usahakan ditangkap, nanti kami akan kami hubungi ahlinya. Kami berkoordinasi apabila buaya itu muncul seperti apa penanganannya dari mereka," ujarnya.

Baca juga: Munculnya Buaya di Dermaga Pondok Dayung Salah Satunya karena Habitat Makin Sempit

Kenapa muncul?

Sejumlah dugaan muncul menyusul munculnya buaya muara di Dermaga Pondok Dayung. Dugaan pertama, buaya tersebut tergerus dari habitatnya yang semakin sempit. Dugaan lainnya, buaya terjebak saat hendak berburu makanan.

Buaya muara termasuk jenis buaya yang cukup ganas dan bisa hidup di jenis perairan mana saja, baik air tawar maupun perairan asin. Adapun jenis buaya ini bisa bertahan berjam-jam di dalam air dan hanya sesekali muncul di permukaan.

"Bisa jadi ya karena penyempitan habitatnya, atau dia terjebak dan masuk ke Pondok Dayung," ujar Benfica.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com