JAKARTA, KOMPAS.com - Kebudayaan Betawi dinilai mempunyai banyak pesan moral, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai ke-Islaman.
Hal itulah yang membuat sosok Suaeb Mahbub ingin terus melestarikan kebudayaan Betawi di era modern ini lewat Sanggar Si Pitung yang dipimpinnya.
Ketika ditemui di Rumah Si Pitung beberapa waktu yang lalu, Suaeb menyebut kebudayaan Betawi membahas interaksi antara manusia dengan leluhur dan Pencipta-nya.
"Kita menghormati leluhur kita, dan mengimplementasi estetika-estetika kehidupan yang diwariskan oleh nenek-nenek moyang kita, itu yang menarik dari budaya Betawi," kata Suaeb.
Baca juga: Suaeb, Sosok Penjaga Budaya Betawi dari Jakarta Utara
Secara khusus, pria yang juga bekerja di Lembaga Kebudayaan Betawi itu menyebut budaya Betawi mempunyai hubungat erat dengan agama Islam.
Ia mengatakan, kebudayaan Betawi merupakan salah satu cara dalam menyebarluaskan nilai-nilai ke-Islaman.
"Ketika agama para dai mengajarkan, kita enggak berani mengajarkan. Kita hanya berani mengingatkan, menyampaikan pesan melalui budaya, ajaran agama itu seperti ini," kata dia.
Salah satu budaya Betawi yang mengangkat nilai-nilai ke-Islaman menurut dia adalah ngebuleng dan palang pintu.
"Ngebuleng itu sarat pesan moral sedangkan palang pintu karena ada sikeh di situ, ada kata-kata syair-syair arab salawatan seperti itu," kata dia.
Baca juga: Pemprov DKI Ingin Hidupkan Pasar Seni Ancol dengan Budaya Betawi
Suaeb menuturkan, sejumlah hal tersebut yang akhirnya membuat dirinya bertekad terus melestarikan kebudayaan Betawi hingga anak cucunya.
Ia menilai, budaya itu sangat penting dipelajari karena orang-orang yang tidak menjunjung kebudayaannya dianggap tidak akan berharga di masa depan.
"Siapa yang mau menghormati, karena tidak memiliki perilaku beradab. Adab itu budaya, tidak ada nilai estetikanya, tidak ada nilai-nilai keindahannya di dalam menjalankan kehidupannya, dan mereka akan seperti robot," kata Suaeb.