Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga yang Memelihara Buaya Diimbau untuk Menyerahkan ke BKSDA

Kompas.com - 28/06/2018, 19:03 WIB
David Oliver Purba,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengimbau, warga yang memelihara buaya agar segera menyerahkan reptil tersebut ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.

Sebab, untuk warga yang memelihara reptil buas itu, apalagi sampai meresahkan, terancam dipidana.

"Diimbau secara sukarela dan penuh kesadaran menyerahkan kepada negara melalui BKSDA DKI, daripada menyiksa satwa atau membuat resah masyarakat dan berujung ancaman pidana," ujar Petugas Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Widodo, kepada Kompas.com, Kamis (28/6/2018).

Baca juga: Buaya Diduga Stres karena Banyak Warga Menonton dan Lempar Batu

Hal itu merujuk pada Pasal 21 Ayat (1) Undang-Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem, di mana memelihara satwa liar yang dilindungi dapat dikenakan ancaman penjara paling lama lima tahun dan denda Rp 100 juta.

Widodo mengatakan, memelihara buaya juga berdampak buruk bagi perkembangbiakan hewan tersebut. "Walaupun sudah dipelihara sejak bayi bisa ditimang dan gendong, tapi genetik liar buaya ini bahaya. Bagi yang menyerahkan, jangan takut, tidak ada ancaman pidana," ujar Widodo.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, ada dugaan buaya yang muncul di Kali Grogol merupakan milik warga. Oleh karena itu, dia meminta petugas untuk memeriksa rumah-rumah warga yang memelihara hewan buas.

Baca juga: Buaya yang Muncul di Kali Grogol Diduga Milik Warga

"Ada sinyal itu, kita harus cek," ujar Anies, di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan.

Warga melaporkan kemunculan buaya muara di Kali Grogol, Jakarta Barat. Hingga Kamis sore, petugas masih berusaha melakukan penangkapan terhadap buaya tersebut.

Kemunculan buaya muara juga terlihat di Dermaga Pondok Dayung, Jakarta Utara, beberapa waktu lalu. Buaya yang muncul di kawasan ini juga masih belum tertangkap.

Kompas TV Terkait pencarian buaya yang muncul di perairan Teluk Jakarta, Ditpoloair terus berpatroli.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com