JAKARTA, KOMPAS.com - Suatu hari di bulan Ramadhan tahun 2015, Yona Luverina (23) tertarik melihat akun "Ketimbang Ngemis" yang muncul di lini masa Instagram-nya.
Akun itu mengunggah kisah orang-orang yang mau berusaha di tengah keterbatasan mereka.
Yona yang saat itu masih berstatus mahasiswa tertarik membuat akun serupa, khusus untuk Jakarta. Ia mengajukan izin membuat akun @ketimbang.ngemis.jakarta kepada sang pembuat akun 'Ketimbang Ngemis'.
"Pertama kali ngajuin buat bikin akun 'Ketimbang Ngemis Jakarta', saat itu aku masih kuliah semester 4," ujar Yona, saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (29/6/2018).
Baca juga: Bantu Sosok Mulia Lewat Akun Ketimbang.ngemis.jakarta
Kala itu, usia Yona masih 20 tahun. Ia mengaku, mudah iba melihat orang-orang yang hidup dengan segala keterbatasan, namun tetap tak menyerah dan mengharap belas kasihan orang lain.
Namun, sebagai mahasiswa yang tinggal di indekos, Yona tak bisa banyak membantu secara materi. Dengan membuat akun @ketimbang.ngemis.jakarta, Yona dan teman-temannya berharap bisa membantu mereka dengan tenaganya.
"Namanya mahasiswa, kos, kita enggak bisa ngasih banyak. Tapi, kan kita punya banyak waktu, kenapa kita enggak coba bantu dengan tenaga," tutur dia.
Membantu sosok mulia lewat akun Instagram juga membuktikan bahwa anak muda tak hanya menggunakan gadget dan media sosial untuk kehidupan pribadi mereka. Gadget dan media sosial juga bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat.
Baca juga: Warung Jurnalis, Akun Penangkal Berita Hoaks di Media Sosial
Selain itu, Yona juga ingin membuktikan sekaligus memotivasi anak muda lainnya, bahwa hidup tak melulu soal lifestyle pribadi.
"Sekarang itu lebih banyak anak muda yang fokusnya ke gadget, ke kehidupan sosialnya, lifestyle, tapi mereka enggak merhatiin sekitar. Pingin kayak ngasih motivasi, banyak lho anak muda yang seumur kalian juga, tapi kegiatannya lebih positif," kata Yona.
Yona mengungkapkan, pihaknya baru saja membuka rekrutmen anggota baru. Kini total anggota mereka ada 98 orang.
Semuanya anak muda. "Sekarang 98 orang, rata-rata di bawah umur 30 tahun," ujar Yona.
Para anggota itu terbagi dalam enam tim. Pertama, yakni Badan Pengurus Harian (BPH). Setiap tahunnya, BPH akan diganti.
Baca juga: Tak Sembarang Sosok Mulia yang Dibantu ketimbang.ngemis.jakarta
Kedua, ada internal team development. Mereka adalah orang-orang yang mengurus rekrutmen hingga mengadakan kegiatan untuk mempererat rasa kekeluargaan antar-anggota.
Yang ketiga, field executor team. Tim itu bertugas memverifikasi calon-calon sosok mulia yang akan diberi donasi.