Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akun "Ketimbang Ngemis Jakarta", Bukti Anak Muda Tak Melulu soal "Lifestyle"

Kompas.com - 29/06/2018, 22:01 WIB
Nursita Sari,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suatu hari di bulan Ramadhan tahun 2015, Yona Luverina (23) tertarik melihat akun "Ketimbang Ngemis" yang muncul di lini masa Instagram-nya.

Akun itu mengunggah kisah orang-orang yang mau berusaha di tengah keterbatasan mereka.

Yona yang saat itu masih berstatus mahasiswa tertarik membuat akun serupa, khusus untuk Jakarta. Ia mengajukan izin membuat akun @ketimbang.ngemis.jakarta kepada sang pembuat akun 'Ketimbang Ngemis'.

"Pertama kali ngajuin buat bikin akun 'Ketimbang Ngemis Jakarta', saat itu aku masih kuliah semester 4," ujar Yona, saat berbincang dengan Kompas.com, Jumat (29/6/2018).

Baca juga: Bantu Sosok Mulia Lewat Akun Ketimbang.ngemis.jakarta

Kala itu, usia Yona masih 20 tahun. Ia mengaku, mudah iba melihat orang-orang yang hidup dengan segala keterbatasan, namun tetap tak menyerah dan mengharap belas kasihan orang lain.

Namun, sebagai mahasiswa yang tinggal di indekos, Yona tak bisa banyak membantu secara materi. Dengan membuat akun @ketimbang.ngemis.jakarta, Yona dan teman-temannya berharap bisa membantu mereka dengan tenaganya.

"Namanya mahasiswa, kos, kita enggak bisa ngasih banyak. Tapi, kan kita punya banyak waktu, kenapa kita enggak coba bantu dengan tenaga," tutur dia.

Membantu sosok mulia lewat akun Instagram juga membuktikan bahwa anak muda tak hanya menggunakan gadget dan media sosial untuk kehidupan pribadi mereka. Gadget dan media sosial juga bisa digunakan untuk hal yang bermanfaat.

Baca juga: Warung Jurnalis, Akun Penangkal Berita Hoaks di Media Sosial

Selain itu, Yona juga ingin membuktikan sekaligus memotivasi anak muda lainnya, bahwa hidup tak melulu soal lifestyle pribadi.

"Sekarang itu lebih banyak anak muda yang fokusnya ke gadget, ke kehidupan sosialnya, lifestyle, tapi mereka enggak merhatiin sekitar. Pingin kayak ngasih motivasi, banyak lho anak muda yang seumur kalian juga, tapi kegiatannya lebih positif," kata Yona.

Posting-an akun Instagram @ketimbang.ngemis.jakarta. INSTAGRAM/ketimbang.ngemis.jakarta Posting-an akun Instagram @ketimbang.ngemis.jakarta.

98 anak muda dalam 6 tim

Yona mengungkapkan, pihaknya baru saja membuka rekrutmen anggota baru. Kini total anggota mereka ada 98 orang.

Semuanya anak muda. "Sekarang 98 orang, rata-rata di bawah umur 30 tahun," ujar Yona.

Para anggota itu terbagi dalam enam tim. Pertama, yakni Badan Pengurus Harian (BPH). Setiap tahunnya, BPH akan diganti.

Baca juga: Tak Sembarang Sosok Mulia yang Dibantu ketimbang.ngemis.jakarta

Kedua, ada internal team development. Mereka adalah orang-orang yang mengurus rekrutmen hingga mengadakan kegiatan untuk mempererat rasa kekeluargaan antar-anggota.

Yang ketiga, field executor team. Tim itu bertugas memverifikasi calon-calon sosok mulia yang akan diberi donasi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com